Dari kecil kita sering dijejali dengan cerita2 mitos dan penyederhanaan fakta yang ajaib oleh orang tua, guru, dan akhir2 ini MOTIVATOR2 yang membuat kita berpikir bahwa ada keajaiban di dunia dan dunia ini seperti negeri dongeng, ada keajaiban di dunia yang membuat semua orang bisa menjadi apapun yg mereka inginkan tanpa kecuali. Dan cerita2 tersebut tersebar luas dan akhirnya banyak dipercaya sebagai FAKTA yang dapat digunakan untuk membela diri terhadap kekurangan diri sendiri. Nah, karena sekarang kita sudah besar, maka saya akan mengulas beberapa mitos yang sebenarnya palsu itu. Mari kita mulai dari
1. Ide bisa muncul begitu saja secara ajaib
Cerita : Newton menemukan teori gravitasi karena kejatuhan apel.
semua orang pasti pernah mendengar cerita ini dari pertama kali belajar gravitasi waktu guru SD/SMP kita menerangkan dengan bersemangat bagaimana teori ini ditemukan :
di suatu hari yang cerah, Newton duduk di pekarangan universitas Cambridge, mungkin sembari melihat2 gadis2 inggris menikmati musim panas, waktu tiba2 sebuah apel jatuh mengenai kepalanya. Dan EUREKA!! dari apel ajaib itu tiba2 keluarlah ide tentang gravitasi dan secara ajaib keluarlah rumus F=G(m1*m2)/r2 yang merevolusi ilmu pengetahuan.
All because of one silly apple,,,, dan cerita ini sering kali dipakai oleh motivator2 untuk mengatakan bahwa Anda juga dapat mendapat ide cemerlang besar tiba2 yang dapat mengubah hidup Anda.
The truth is, cerita tentang apel tidak pernah didengar dari Newton sendiri. Cerita apel jatuh ini pertama kali ditemukan di Elements de la Philosophie de Newton karangan Voltaire, dipublikasikan tahun 1738, 11 tahun setelah meninggalnya Newton dan 73 tahun setelah apel yang disebut2 itu jatuh. Kita tahu bahwa jaman dahulu cerita2 seperti ini sering dimasukkan untuk menambah efek dramatis dari sesuatu yang benar2 terjadi, untuk menarik pembaca tentu saja, sesuatu yg tidak pernah berubah dari media. Dan kita tahu bahwa Voltaire bukan seorang scientist, dia adalah seorang filsuf, yang, tentu saja mahir mendramatisir cerita.
Sumber kedua adalah biografi Newton oleh William Stukely, yang ditulis tahun 1752 (27 tahun setelah Newton meninggal), dalam 27 tahun setelah kita meninggal, seseorang yang populer bisa saja mendapat jutaan cerita mitos yang salah satunya diambil sebagai fakta.
Menurut saya, inilah yang sebenarnya mungkin terjadi. Kita tahu bahwa Galileo Galilei memulai revolusi teori gravitasi sejak awal abad 17, mengubah pandangan manusia bahwa percepatan gravitasi tidak dipengaruhi oleh berat benda. Mulai sejak itu, semua matematikawan yang tertarik dengan gravitasi mencoba membuat teori2 baru tentang gravitasi. Newton adalah salah satunya. Beliau mulai tertarik memikirkan gravitasi di akhir 1660an, dan dari penelitian dan kerja keras selama 20 tahun (yeah 20, keep it in mind), akhirnya pada 1687 dia menjadi orang pertama yang mengeluarkan teori gravitasi universalnya yang terkenal itu.
Jadi Newton adalah orang yang memikirkan sesuatu dengan serius dan bekerja keras menyempurnakan teorinya, bukan orang biasa yang entah gimana tiba2 mendapat ide karena kejatuhan apel dan menulis teorinya dalam waktu singkat. Mau tahu seberapa keras kerjanya? Newton bekerja terlalu keras dan pada akhir hidupnya menjadi agak aneh dan eksentrik. Setelah meninggal, otopsi menemukan bahwa tubuhnya mengandung terlalu banyak merkuri, yang mungkin disebabkan oleh ketekunannya mengerjakan penelitian tentang alkimia. Hal inilah yang mungkin menyebabkan keanehan perilaku dalam akhir hidupnya.
Kenapa cerita2 tentang kerja keras ini kurang mendapat perhatian dibanding cerita apel? Well,, people like dramas and magic,, and instant success. Semua orang suka Bedah Rumah dan Uang Kaget kan?
2. Tidak bisa matematika? Kamu tetap bisa menjadi scientist handal!
Cerita : Einstein pernah dianggap tolol karena tidak paham matematika
Saya sering sekali mendengar alasan ini dari teman2 setelah mengerjakan ujian matematika. Bahwa semasa kecil di Wurttemberg, Einstein sering gagal dalam matematika dan seperti tidak mengerti. Sepertinya hal ini menjadi dasar bahwa “oh, ok, saya memang nggak bisa ngerjain ujian tadi,, tapi dulu Einstein pun juga begitu, kan? jadi santai saja, kalau Einstein bisa menjadi seorang Einstein, saya juga bisa menjadi seorang sejenius dan sesukses Einstein!!”
The truth is, tidak pernah ada bukti yang mendukung klaim ini. Cerita ini tidak jelas berkembang dari siapa dan akhirnya masuk ke kolom “Ripley’s Believe It or Not!” Dan saat itu Einstein masih hidup, sehingga waktu seseorang menunjukkan kolom itu, dia tertawa dan berkata,
“I never failed in mathematics. Before I was fifteen I had mastered differential and integral calculus.”
Holy Shit. Differential and integral calculus. Mengerikan.
Einstein never failed math. Bahkan ia adalah math prodigy,, mathematical genius. Bagi semua orang yang pernah mengenyam pendidikan SMA, semua tentu tahu diferensial, dan beberapa yang cukup pandai mungkin juga mempelajari konsep integral. 2 konsep yang sangat susah sehingga banyak orang tidak mau masuk teknik karena takut akan mempelajarinya lagi. Hell, saya orang teknik dan saya butuh 1 tahun di universitas untuk benar2 mengerti apa itu diferensial dan integral, dan itu belum masuk ke multiple integral, stokes theorem, Gaussian surface, integral of differential forms,….. ok saya berhenti sebelum Anda muntah.
Einstein mempelajari semuanya sebelum 15 tahun, dan sebelum 12 tahun dia sudah membuktikan sendiri bahwa teorema pythagoras itu benar, menggunakan teori yang dia ciptakan sendiri.
Whew. Umur 15 tahun di Indonesia adalah masa SMP. Jaman senang2nya bermain2, ngeband, pacaran, mencoba memalak, rokok, alkohol, dan ganja, berantem, jadi pentolan, mencoba berpakaian seperti Kurt Cobain, Jeremy Thomas atau that girl in Meteor Garden, menonton film porno untuk pertama kali, dan mungkin bermasturbasi. Kalau ada yang belajar integral dan diferensial di umur segitu? I’m sure he’ll be bullied by big scoundrel kids and people will call him, “FREAK!!!!”
Saya yakin belum ada di antara teman2 saya yang mengerti apa itu diferensial dan integral saat SMP. Saat itu mungkin kita semua masih meraba2 aritmatika dan geometri dasar, dan belum pernah mendengar kata “integral” kecuali nama game Metal Gear Solid : Integral.
3. Tidak perlu sekolah untuk menjadi pengusaha sukses yang menciptakan sesuatu
Cerita : Bill Gates dan Steve Jobs putus sekolah
Aahhh, cerita favorit motivator2 bisnis dan pemberontak2 yang bilang sekolah ga penting ^^
Tidak perlu saya ceritakan di sini. Semua orang di abad 21 yang dapat membaca pasti sudah pernah mendengar cerita panjang bagaimana Bill Gates dan rivalnya Steve Jobs putus sekolah dan membuat 2 perusahaan paling berpengaruh di awal abad 21.
This story is true, but usually greatly oversimplified. Mereka melupakan beberapa detail penting di cerita2 tersebut dan hanya menggambarkan, “Tuh, orang ga kuliah bisa sukses dan jadi salah 1 yang terkaya di dunia.” Ya. You can. But read this first.
Bill Gates adalah seorang jenius. Di kelas 8 (sekitar umur 13-14, kalau di Indonesia mungkin baru SMP), Gates mulai memprogram komputer di sekolahnya menggunakan bahasa BASIC. Dia bersama 3 temannya dipekerjakan oleh Computer Center Corporation (CCC) untuk menemukan bug dalam software mereka. Dia menggunakan waktu ini untuk mempelajari bahasa2 FORTRAN, LISP, dan machine language. Di umur 17, Gates membuat traffic counter menggunakan prosesor Intel 8008.
Tahun 1973 dia mengikuti SAT (UAN di amerika) dan mendapat nilai 1590 dari 1600 (lihat betapa jeniusnya dia, kalau dikonversi ke NEM berapa tuh nilainya hahaha). Dia mendaftar Harvard dan di tahun pertama dia sudah dapat membuat algoritma baru yang sangat cepat dan menjadi versi tercepat dari algoritma itu selama 30 tahun. Berbekal semua pengetahuan ini dia membuat perusahaan bernama Micro-Soft. Mungkin satu2nya yang masa kecilnya lebih jenius dari itu hanya orang ini:
Well, bagi yang mengerti komputer, kemampuan dia di tahun 1973 di usia 18 tahun mungkin sudah melebihi engineer2 komputer lulusan S1 jaman sekarang. Dan itu 1973. Ingat. 1973.
Rivalnya, Steve Jobs, hampir sama. Waktu SMP dan SMA, dia sudah dipekerjakan oleh Hewlett-Packard sebagai pegawai musim panas. Dan walaupun dia berhenti kuliah, dia tetap mendatangi kelas2 kuliahnya dan mempelajari berbagai macam hal. 2 tahun setelah itu, dia sudah dapat diterima sebagai teknisi di Atari.
Dengan pengetahuan jauh melebihi sarjana S1 seperti itu, tentu saja mereka dapat membuat sesuatu tanpa mengikuti kuliah. Mereka putus kuliah karena mereka sudah bisa membuat sesuatu yang besar dan mengubah dunia. They are geniuses with dedication and work-hardiness.
Yup, memang benar tidak perlu sekolah tinggi2, tetapi dengan catatan, Anda harus mempunyai suatu keahlian yang jauh lebih tinggi dibanding lulusan sekolah tinggi yang harus dipupuk dari kecil. Mereka menghabiskan liburan musim panas dengan mengutak-atik komputer. Apa yang kita lakukan di liburan panjang akhir tahun SMP selain pergi bermain bersama teman2, baca komik, main PES atau Winning Eleven, pacaran, ngeband, pelesir ke Bali dan mencari2 film porno orangtua? (which is pretty new and interesting at those age) ^^
Tapi ada cerita yang lebih ekstrim lagi yang sering juga dipakai:
Cerita Kedua : Thomas Alfa Edison putus sekolah
Edison yang dianggap idiot dan hanya bertahan 3 bulan di SD, menjadi seorang pengusaha dan ilmuwan handal yang menemukan bola lampu, phonograph, motion picture camera, dll, membuat industrial research laboratory pertama, mematenkan 1093 paten di US, dan mendirikan perusahaan2 yang salah satunya masih bertahan sebagai perusahaan besar di masa ini, General Electric (GE).
Seems like magic? No. Big NO.
Edison dianggap idiot karena dia memang menderita kelainan. Beberapa orang modern mendefinisikannya sebagai ADD (ADHD-PI), namun pada intinya dia tidak bisa diam, selalu bertanya, dan jarang fokus pada suatu hal karena terlalu banyak yang dia ingin tahu (sounds genius now instead of stupid?). Akhirnya walaupun tidak sekolah, ibunya mengajarinya sendiri di rumah. Membelikan Edison buku2 seperti “School of Natural Philosophy” dan “The Cooper Union” yang ilmunya jauh melebihi umurnya. Ini mengakibatkan Edison memahami ilmu pengetahuan dengan luas dan dalam tidak seperti anak2 seusianya. Edison sudah mempunya laboratorium penelitian mini waktu masih kecil
Dan cerita tentang penemuan bola lampu? Well, jarang sekali ada yang menekankan betapa keras dan beratnya kerja Edison untuk itu. Sebenarnya Edison bukanlah yang pertama menemukan bola lampu, namun dia menyempurnakan desain dan materialnya sehingga menjadi bola lampu yang murah dan dapat digunakan dengan nyaman. Prosesnya melingkupi mencoba berbagai macam bahan dan desain untuk sumber cahayanya, prosesnya lebih kurang seperti “trial and error” berdasar teori2. Yup. Edison menggunakan lebih dari 3000 teori untuk percobaan2nya. Dan setelah 2 tahun penuh perjuangan akhirnya menemukan kombinasi yang tepat. Carbonized bamboo filament. Filamen bambu terkarbonasi.
Now, untuk orang2 yang pernah merasakan dunia riset, semua pasti tahu prosesnya. Dalam meneliti sesuatu, kita menggunakan beberapa teori (baca: paper), biasanya 2 sampai 4 paper dan mencoba2 teori2 itu selama beberapa bulan dan mungkin tahun. Kalau beruntung sukses, kalau sial ya gagal. Nah, sekarang bayangkan Edison yang menggunakan 3000 paper untuk mengerjakan penelitiannya dalam 2 tahun saja. Kita tidak dapat membaca 3000 paper dalam 2 tahun tanpa ekstasi atau ganja dan high setiap hari. Oh, well, maybe he did that to succeed!
Good Conclusion
Jadi setelah membaca semua cerita di atas, dan menyadari bahwa bahkan sampai sekarang kita tidak bisa mengerjakan kalkulus, tidak bisa mendapat NEM nyaris sempurna atau bekerja di Hewlett-Packard semasa SMP atau SMA, apakah kita akan menyerah pada nasib dan menerima menjadi “orang biasa”?
Well, Anda melupakan kata2 terbanyak kedua setelah mitos di artikel ini. Kata2 kedua terbanyak itu adalah bekerja keras (see? I put a lot of those). Darimana Newton mendapat teori tentang gravitasinya? Kerja keras selama 20 tahun. Darimana Gates mendapat semua ilmunya tentang komputer? Kerja keras mempelajari komputer dari kecil. Darimana Einstein memperoleh supremasi matematika dan fisika? Mempelajari matematika dengan tekun dari kecil. Darimana Edison menemukan bola lampu? 3000 teori dalam 2 tahun. Try that.
Walaupun hal2 tersebut mungkin akan menghilangkan beribu2 kesenangan masa remaja kita. Apakah kita pernah mendengar bahwa Bill Gates adalah anak gaul yang fashionable yang berpakaian seperti Marlon Brando? Or that Einstein had many girlfriends or was a womanizer/playboy? Surely we never heard Edison smokin marijuana and get wasted. Kita tidak pernah mendengar Steve Jobs bermain game setiap hari di liburan, dan Newton bahkan tidak pernah mempunyai seorang istri seumur hidupnya. But if you feel that the success and glory is worth the sacrifice, there’s a good advice:
If you like something, anything it is, and you dedicate your life to it, struggle hard, work hard, it will worth something in the end.
Catatan : Saya tidak merekomendasikan mati karena keracunan merkuri. Dan saya tidak merekomendasikan memaksa anak Anda mengerti integral dan diferensial sebelum umur 15. Don’t. Akan berakibat buruk pada kehidupan sosialnya dan rasa percaya dirinya.
Sumber