Pages

Showing posts with label Sharing Tips. Show all posts
Showing posts with label Sharing Tips. Show all posts

Hal Yang Menghambat Orang Merancang Tujuan Hidupnya

Dikutip Dari Milis TDA

Saya teringat buku �Master Your Mind Design Your Destiny� karya Adam Khoo,di buku tersebut terdapat bahasan apa yang menghambat kebanyakan orang dalam merancang hidupnya.

Ada 5 hal yang menghambat kebanyakan orang dalam merancang tujuan / goal hidupnya, yaitu :

1. Keyakinan yang Membatasi

Banyak orang hanya memimpikan apa yang ingin mereka miliki. Namun ketika harus membuat komitmen untuk membuat rencana dan target yang spesifik, mereka tidak peduli. Sering berkata: �Tidak mungkin� atau �Itu sulit� atau mereka tidak mau bertindak/action. Sesungguhnya itu hanyalah keyakinan dan perasaan yang menghambat saja yang jika kita tidak menghilangkannya maka kita tidak akan pernah berani merancang tujuan/goal hidup yang lebih baik.

2. Tidak Tahu Apa yang Diinginkan

Banyak orang yang tidak tahu apa yang mereka inginkan. Tetapi yang terjadi sebenarnya adalah kebanyakan orang yang tidak berani untuk bermimpi. Kita perlu belajar bagaimana membuka imajinasi kita dan menghidupkan pikiran kreatif kita menjadi bebas�bebas dari ketakutan dan larangan-larangan sehingga kita dapat bermimpi dengan jelas dan menjalani hidup sesuai dengan yang kita inginkan.

3. Takut Gagal

Ketakutan terhadap kegagalan, penolakan, dan rasa malu adalah hal-hal yang menghantui kebanyakan orang untuk mulai bertindak/action. Satu-satunya orang yang dapat mengatakan kepada kita bahwa kita gagal adalah diri kita sendiri. Orang-orang sukses mendefinikan kegagalan secara berbeda. Kegagalan bagi mereka merupakan umpan balik untuk memperbaiki lagi tindakannya. Mereka merasa gagal jika mereka menyerah. Selama mereka masih terus berusaha dan tidak menyerah, berarti mereka belum gagal!

4. Ketergantungan pada Hidup yang Mudah

Kebanyakan orang cenderung menghindari resiko karena mereka sudah ketagihan menjalani hidup yang mudah, hidup yang nyaman dan mereka takut kehilangan itu. Tidak ada jalan pintas untuk kesuksesan di bidang apa pun. Kita mesti mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, dengan semangat pengorbanan dan kita akan mendapatkan imbalannya.

5. Pernah Gagal Mencapai Tujuan yang Dibuat

Banyak orang telah menetapkan tujuan hidup, namun tidak berhasil mencapainya sehingga akhirnya mereka menyerah. Sebenarnya bukan tujuannya yang tidak sesuai, tetapi kita yang belum sesuai melakukan tindakan seperti seharusnya.

--Iim Rusyamsi--

Bagaimana Orang "Rata-Rata" bisa Sukses?

Di Universitas, Jim tampaknya seperti bintang klasik. Dia bisa mendapat nilai tinggi dengan mudah, dan teman sekelasnya memastikan bahwa dia ‘pasti akan sukses’. Setelah tamat, dia bisa memilih pekerjaan sesuka hatinya.

Jim bergabung dengan departemen penjualan di sebuah perusahaan asuransi besar dan mula-mula kerjanya bagus. Tapi akhirnya mentok dan pindah ke perusahaan kecil, di tempat itu dia juga mentok lagi. Bosan dengan bidang penjualan, dia mencoba dengan manajemen penjualan. Sekali lagi, pola yang serupa berkembang. Kalau awalnya dia sangat disukai, dianggap sebagai seorang bintang, tapi segera juga dia melempem seperti kerupuk kena air. Sekarang dia menjual asuransi untuk perusahaan lain lagi – dan anehnya dia tidak meningkat menjadi lebih baik,

Beda dengan Joseph D. Arrigo. “Saya selalu menganggap diri saya sebagai orang tingkat rata-rata. Saya masuk ke asuransi jiwa dan bekerja cukup baik. Karena kemujuran, saya dijadikan anggota komite bersama dengan beberapa penjual besar dalam industri. Saya merasa diri saya sangat rendah.”

Tapi, begitu dia mengenal orang-orang yang berprestasi ini, D. Arrigo menyadari sesuatu. “Mereka tidak lebih jenius daripada saya. Mereka hanya orang biasa yang mengincar sasaran tinggi, kemudian mendapatkan cara untuk mencapai tujuannya”.

Dia juga menyadari sesuatu lainnya “Kalau orang-orang tingkat sedang lainnya bisa mimpi besar, saya juga bisa”. Sekarang dia memiliki perusahaan bernilai jutaan dolar yang berspesialisasi pada keuntungan karyawan.

Mengapa bisa demikian? Seperti kata Theodore Roosevelt...
Orang tingkat rata-rata yang sukses bukanlah jenius. Dia adalah orang yang memiliki kualitas biasa, tetapi mengembangkan kualitas biasa tersebut sampai melebihi tingkat biasa.

Orang-orang tingkat rata-rata yang unggul itu sebenarnya:
1. Mempelajari disiplin pribadi.
Orang tidak memerlukan bakat untuk bisa sukses. Yang diperlukan hanyalah menunda kesenangan sampai berhasil menuai hasil di masa mendatang. Sebaliknya, banyak orang yang kita anggap sebagai bintang yang mengharapkan terlalu banyak dalam waktu yang terlalu cepat. Setelah imbalan tidak datang seketika, mungkin mereka menjadi kesal dan tidak senang.
Disiplin semacam ini juga dipraktekkan dalam keuangan. Ada orang yang punya gaji besar tapi juga punya utang besar. Tapi ada juga orang yang mampu bekerja keras dan menabung sebanyak mungkin. Bedanya hanyalah kemampuan untuk menerapkan disiplin pribadi dan mempraktekkan kesabaran.

2. Mengeluarkan yang terbaik dari orang lain.
Franklin Murphy, dulu seorang penasihat di Universitas California di Los Angeles dan kemudian menjadi eksekutif kepala Times Mirror Co., menyatakan dengan terus terang bahwa dia berhasil berkat bakat orang lain. “Saya selalu mencari orang-orang berbakat, yang mempunyai disiplin pribadi. Kemudian saya mengembangkan rasa saying dan loyalitas mereka. Saya merekrut mereka, memberi motivasi, dan setelah kami mencapai sesuatu, saya berbagi penghargaan dengan mereka”
Banyak orang yang tidak tahan mendapat bantuan dari orang lain atau berbagi keberhasilan, kerapa kali karena ego yang terlalu besar. Kerjasama merupakan kuncinya.

3. Membina landasan pengetahuan.
Pencapai prestasi rata-rata tidak mengincar jabatan puncak, seperti yang cenderung dilakukan oleh banyak bintang yang ingin cepat menanjak – tetapi jabatan yang berada satu tingkat di atasnya. Maka mereka sering memperluas landasan pengetahuannya dengan cara yang tidak dilakukan oleh banyak bintang.
Seorang pemuda bernama Holtz, yang tidak cukup baik untuk bisa menonjol di satu posisi dalam tim sepakbola sekolah menengah Amerika yang diikutinya. Dia mempelajari setiap posisi dan menunggu kesempatannya. Ketika dia diwisuda kuliah, dia menjadi asisten pelatih di lima universitas.
Pada saat dia mengambil alih jabatan sebagai pelatih di Universitas Notre Dame di AS pada tahun 1985, Lou Holtz telah membina sebuah landasan pengetahuan yang luas tentang kepelatihan dan segera kembali ke universitas sebagai pimpinan tertinggi tim universitas. Dalam pekerjaannya sebagai pelatih enam musim pertandingan, Notre Dame merebut kemenangan yang mengagumkan sebanyak 77 persen.

4. Mengembangkan keahlian khusus.
Howard Gardener, seorang ahli psikologi, memperhatikan bahwa tes IQ standar terutama hanya mengukur 2 jenis kemampuan yaitu keahlian matematika dan bahasa. Pada kenyataannya, paling sedikit ada 7 keahlian intelektual: matematika, logika, linguistic, musik, ruangan, kinesthetic tubuh, dan 2 jenis intelektual kepribadian: bagaimana kita memahami orang lain dan bagaimana kita menanggapi mimpi kita, rasa takut dan frustasi.
Mungkin Anda tidak begitu baik dalam matematika, tapi punya keahlian di bidang desain; atau mungkin Anda punya keahlian membujuk orang dan kalau diberi latihan bisa menjadi negosiator yang hebat.

5. Menepati janji.
Seseorang yang mampu menepati janji jarang sekali kita temui sekarang ini. Sehingga bila kita memilikinya, maka orang lain akan berpikir bahwa kita seorang jenius.

6. Bangkit dari kekalahan.
Tidak ada yang lebih kuat daripada seseorang dengan otak tingkat rata-rata yang mengangkat kepalanya tinggi-tinggi serta menghadapi kehidupan dengan penuh semangat dan keyakinan.
Lihatlah Abraham Lincoln, presiden besar AS sepanjang masa, dia berasal dari keluarga miskin dan penampilannya tidak menonjol. Sempat gagal pada pencalonan gubernur dan presiden namun akhirnya dia bangkit dan mampu merubah pandangan dunia tentang arti ‘tingkat rata-rata’.

Bodoh VS Pintar Ala Bob Sadino



Dikutip dari Milis TDA

Sebuah Ukuran yang tepat mengenai bodoh dan pintar bagi setiap orang pasti berbeda- beda. Kali ini mari kita melihat pandangan Pak Bob Sadino mengenai Bodoh dan Pintar yang seseorang dari kacamata Entrepuener/wiraswasta.

1. Terlalu Banyak Ide -
Orang "pintar" biasanya banyak ide, bahkan mungkin telalu banyak ide, sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan. Sedangkan orang "bodoh" mungkin hanya punya satu ide dan satu itulah yang menjadi pilihan usahanya

2. Miskin Keberanian untuk memulai -
Orang "bodoh"biasanya lebih berani dibanding orang "pintar", kenapa ? Karena orang "bodoh"sering tidak berpikir panjang atau banyak pertimbangan. Dia nothing to lose. Sebaliknya, orang "pintar"telalu banyak pertimbangan.

3. Telalu Pandai Menganalisis -
Sebagian besar orang "pintar"sangat
pintar menganalisis. Setiap satu ide bisnis, dianalisis dengan sangat
lengkap, mulai dari modal, untung rugi sampai break event point. Orang "bodoh"tidak pandai menganalisis, sehingga lebih cepat memulai usaha.

4. Ingin Cepat Sukses -
Orang"Pintar" merasa mampu melakukan berbagai hal dengan kepintarannya termasuk mendapatkahn hasil dengan cepat. Sebaliknya, orang "bodoh" merasa dia harus melalui jalan panjang dan berliku sebelum mendapatkan hasil.

5. Tidak Berani Mimpi Besar -
Orang "Pintar" berlogika sehingga bermimpi sesuatu yang secara logika bisa di capai. Orang "bodoh"tidak perduli dengan logika, yang penting dia bermimpi sesuatu, sangat besar,
bahkan sesuatu yang tidak mungkin dicapai menurut orang lain.

6. Bisnis Butuh Pendidikan Tinggi -
Orang "Pintar"menganggap, untuk berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu. Orang "Bodoh" berpikir, dia pun bisa berbisnis.

7. Berpikir Negatif Sebelum Memulai -
Orang "Pintar" yang hebat dalam analisis, sangat mungkin berpikir negatif tentang sebuah bisnis, karena informasi yang berhasil dikumpulkannya sangat banyak. Sedangkan orang "bodoh" tidak sempat berpikir negatif karena harus segera berbisnis.

8. Maunya Dikerjakan Sendiri -
Orang "Pintar"berpikir "aku pasti bisa mengerjakan semuanya", sedangkan orang "bodoh" menganggap dirinya punya banyak keterbatasan, sehingga harus dibantu orang lain.

9. Miskin Pengetahuan Pemasaran dan Penjualan -
Orang "Pintar" menganggap sudah mengetahui banyak hal, tapi seringkali melupakan penjualan. Orang "bodoh" berpikir simple, "yang penting produknya terjual".

10. Tidak Fokus -
Orang "Pintar" sering menganggap remeh kata Fokus. Buat dia, melakukan banyak hal lebih mengasyikkan. Sementara orang "bodoh"tidak punya kegiatan lain kecuali fokus pada bisnisnya.

11. Tidak Peduli Konsumen -
Orang "Pintar" sering terlalu pede dengan kehebatannya. Dia merasa semuanya sudah Oke
berkat kepintarannya sehingga mengabaikan suara konsumen. Orang"bodoh"?. Dia tahu konsumen seringkali lebih pintar darinya.

12. Abaikan Kualitas -
Orang "bodoh" kadang-kadang saja mengabaikan kualitas karena memang tidak tahu, maka
tinggal diberi tahu bahwa mengabaikan kualitas keliru. Sednagnkan orang "pintar" sering mengabaikan kualitas, karena sok tahu.

13. Tidak Tuntas -
Orang "Pintar" dengan mudah beralih dari satu bisnis ke bisnis yang lain karena punya banyak kemampuan dan peluang. Orang "bodoh"mau tidak mau harus menuntaskan satu bisnisnya saja.

14. Tidak Tahu Pioritas -
Orang "Pintar" sering sok tahu dengan mengerjakan dan memutuskan banyak hal dalam waktu sekaligus, sehingga prioritas terabaikan. Orang "Bodoh"? Yang paling mengancam bisnisnyalah yang akan dijadikan pioritas

15. Kurang Kerja Keras dan Kerja Cerdas -
Banyak orang "Bodoh" yang hanya mengandalkan semangat dan kerja keras plus sedikit kerja cerdas, menjadikannya sukses dalam berbisnis. Dilain sisi kebanyakan orang "Pintar" malas untuk berkerja keras dan sok cerdas,

16. Mencampur adukan Keuangan -
Seorang "pintar" sekalipun tetap berperilaku bodoh dengan dengan mencampuradukan keuangan pribadi dan perusahaan.

17. Mudah Menyerah -
Orang "Pintar" merasa gengsi ketika gagal di satu bidang sehingga langsung beralih ke bidang lain, ketika menghadapi hambatan. Orang "Bodoh" seringkali tidak punya pilihan kecuali mengalahkan hambatan tersebut.

18. Melupakan Tuhan -
Kebanyakan orang merasa sukses itu adalah hasil jarih payah diri sendiri, tanpa campur tangan "TUHAN". Mengingat TUHAN adalah sebagai ibadah vertikal dan menolong sesama sebagai ibadah horizontal.

19. Melupakan Keluarga -
Jadikanlah keluarga sebagai motivator dan supporter pada saat baru memulai menjalankan bisnis maupun ketika bisnis semakin meguras waktu dan tenaga

20. Berperilaku Buruk -
Setelah menjadi pengusaha sukses, maka seseorang akan menganggap dirinya sebagai seorang yang mandiri. Dia tidak lagi membutuhkan orang lain, karena sudah mampu berdiri diats kakinya sendiri.

[Share] Menjadi - Melakukan - Mempunyai

Sumber: Tung Desem Waringin
www.dahysat.com

Inilah Prinsip ke 4 Menjadi Milyarder, yang telah terbukti
sukses & digunakan oleh Orang-orang kaya didunia: Be, Do, Have

Be=> Menjadi
Do=> Melakukan
Have=> Mempunyai

Banyak sekali orang yang langsung ingin kaya,
ingin langsung Have, langsung mempunyai.

Percaya tidak, kalau seseorang tidak Menjadi(Be) dulu dan
Melakukan(Do) dahulu untuk menjadi Kaya (Have),
dan tiba-tiba langsung kaya, maka dia akan tetap miskin.

Kalau dia secara mental, mindset, tingkah lakunya, habitnya,
atau do nya adalah orang miskin walaupun sekarang kaya,
maka dia akan tetap miskin juga.

Contoh:
Mike Tyson, seumur hidupnya dia membuat uang sekitar
300 Juta USD, tepatnya 312 Juta USD atau 3000 milyar rupiah.
Ternyata baru umur 40 tahun, Mike Tyson sudah menyatakan
bangkrut dan masih utang 35 Juta US atau 350 Milyar Rupiah.

Dia bisa Have, tapi kalau Do-nya atau action-nya atau
habitnya masih habitnya orang miskin, dan Be-nya,
dalam arti mindsetnya/ pola pikirnya:
dia tidak menjadi orang kaya dulu dan kebiasaannya adalah
masih kebiasaan orang miskin, maka dia akan jadi miskin.

Orang-orang yang kaya dan mencerahkan, dia tau persis bahwa
dia perlu menjadi kaya dulu dalam pikiran dia,
didalam sikapnya sehari-hari, dalam tindakannya sehari2,
baru dia benar2 memiliki kekayaan tadi.

Sikap2 apa yang membuat kita menjadi kaya dan
Tindakan2 apa yang membuat kita jadi kaya?

Kita harus terus belajar. Banyak sekali. Contoh Be untuk
menjadi kaya adalah upaya kita terus membuat Nilai Tambah tadi,
dan kemudian habitnya habit orang kaya, dia selalu melakukan
investasi2 ditempat yang tepat, bukannya konsumsi terus menerus
ditempat yang salah.

Contoh Do juga dengan mempunyai prinsip menunda kesenangan
dan akhirnya nanti senang sekali, dan dia melakukan
aset alokasi dan investasinya digulung terus dan
ditambahkan lagi.

Dengan Do spt itu, berapapun income Anda sekarang,
kalau Anda terus menyisihkan dalam sekian tahun kemudian,
Anda akan pasti jadi kaya. Tapi berapapun income Anda hari ini,
ketika Anda konsumsi lebih dari yang Anda dapatkan, dan
terus menerus melakukannya, pasti akhirnya Anda akan miskin.

Sekali lagi, Be: Jadilah, mempunyai sikap & watak,
cara berpikir orang-orang yg kaya kemudian lakukan tindakan2
dan lakukan juga kebiasaan2 orang menjadi kaya,
baru kita bisa memiliki kekayaan tadi dengan aman &
terus berkembang.

Demikianlah: Prinsip Be -> Do -> Have
menjadi Prinsip yang ke 4 untuk menjadi Milyarder yang mencerahkan.

P.S : Anda juga bisa mendapatkan kiriman newsletter seperti ini dengan mengirimkan email kosong ke 24prinsipmilyarder@getresponse.com

Teliti Saat Mencari Kredit/Pinjaman Di Bank

Dikutip Dari Milis TDA!!

Baru saja saya melakukan takeover pinjaman bank atas salah satu aset kantor saya. Katakanlah dari Bank X ke bank Y. Bank X memberikan bunga yang lebih ringan daripada bank Y. Bank X memberikan bunga 15%, sedangkan bank Y memberikan bunga 16% per tahun.

Mengapa saya melakukan takeover tersebut..?

Karena, meskipun bunga yang diberikan bank Y lebih tinggi dari bank X, namun ternyata angsurannya jauh lebih kecil. Bandingkan, dengan pinjaman senilai Rp. 250 juta, bank X dengan bunga 15% ternyata angsuran per bulannya adalah Rp. 7.300.000/bulan.

Sedangkan Bank Y, dengan nilai pinjaman & jangka waktu yang sama ternyata angsuran per bulannya 'hanya' Rp. 6.050.000. Ada selisih Rp. 1.150.000 /bulan. Jadi kalau dikalikan
jangka waktu pinjaman 60 bulan, berarti ada selisih 69.000.000 ! angka yang cukup fantastic! (bila kita kurang berhati-hati) .

Rupanya sekarang bank mempunyai banyak istilah untuk suku bunganya. Ada suku bunga efektif, suku bunga menurun dsb (entahlah, saya kurang paham dengan istilah-istilah perbankan, tapi yang jelas saya harus mencari angsuran termurah!). Dengan trik tersebut, kebanyakan orang awam (termasuk saya pada mulanya) terjebak dengan istilah 'bunga yang
ringan
'. Karena setiap kali kita survey ke Bank biasanya kita hanya menanyakan berapa bunga-nya. Tapi kita lupa menanyakan banyak hal penting lainnya.

Setelah banyak 'bergumul' dengan bank, berikut tips untuk memilih bank yang 'baik' bagi kita :

1. Tanyakan berapa bunganya, dan jenis bunga apa itu.
Tanyakan dahulu berapa bunga per tahunnya dan itu termasuk bunga apa (bunga efektif, bunga menurun dan atau istilah2 lainnya). Tanyakan apa kelebihan dan kekurangan jenis bunga tersebut secara jelas. Jangan takut di anggap bodoh ato banyak tanya.. toh daripada nantinya terjebak oleh istilah bank.

2. Tanyakan berapa angsuran per bulan.
Seperti dalam contoh saya tadi, ternyata bunga 15% malah jumlah angsuran per bulannya lebih tinggi daripada bunga 16%. Ternyata perbedaan ini terletak pada jenis bunga yang dikenakan. Jadi bagi anda yang telah survey ke bank, jangan hanya tanyakan besar bunganya saja, namun
tanyakan juga besar angsuran per bulannya. Lalu bandingkan dengan besar angsuran di bank lain (ingat, jangan terpaku pada suku bunga bank).

3. Lihat piramida angsuran.
Inilah hal yang paling penting namun sering dilupakan. Setelah anda menanyakan kedua poin diatas tadi, sebaiknya sewaktu anda survey ke beberapa bank, juga mintalah tabel angsuran dari bank tadi.
Tabel angsuran menjelaskan tentang detil pembayaran pokok + bunga dan sisa angsuran setiap waktu selama jangka waktu anda pinjam.

Misalkan ilustrasinya dengan pinjaman 250 juta selama 60 bulan begini:

Bank X (15%/tahun) :
Tahun Pmbyrn Bunga Pmbyrn Pokok Sisa Pokok
1 5.142.604 2.149.057 247.850.942
2 5.098.397 2.193.264 245.657.678
3 5.053.281 2.238.381 243.419.298
.
.
20 4.127.457 3.164.204 197.485.943


Bank Y (16%/tahun) :
Tahun Pmbyrn Bunga Pmbyrn Pokok Sisa Pokok
1 3.333.333 2.746.181 247.253.819
2 3.296.718 2.782.797 244.471.022
3 3.259.614 2.819.901 241.651.122
.
.
20 2.547.492 3.532.022 187.529.900


Bagaimana anda bisa lihat perbedaannya. .?

Anda bisa melihat perbandingan pembayaran pokok : bunga pada masing-masing contoh diatas.
Pada bank X, saya mengangsur 7,3 juta namun setiap kali angsuran tersebut yang dipotong dari bunganya dahulu, tapi nilai pokoknya sangat kecil. Bahkan rasio perbandingan pengurangan bank dengan pokok lebih dari 2:1.
Sedangkan bank Y, dengan angsuran 6,050 juta, nilai rasio perbandingan
pokok : bunga tidak sampai 1.25 : 1.

Dengan perbedaan rasio pengurangan pokok + bunga tadi, anda bisa lihat setelah kita sama-sama mengangsur selama 3 bulan, jika kita ingin melunasi semua pinjaman kita maka pada bank X kita masih harus melunasi sebesar 243.419.298, namun pada bank Y kita bisa melunasinya dengan nilai 241.651.122 (padahal angsuran bank Y lebih kecil!).

Oke mungkin anda hanya mengira terdapat perbedaan yang kecil, hanya sekitar 2jutaan pada angsuran ke-3 ini. Tapi coba anda perhatikan pada angsuran ke-20 diatas. Beda kedua bank berkisar 10 jutaan!

4. Tanyakan detil syarat-syarat lainnya.
Setelah itu, tanyakan detil syarat-syarat lainnya pada bank tersebut. Anda bisa menanyakan berapa biaya administrasi awal (provisi dan sebagainya), biaya notaris, biaya asuransi dan yang terpenting berapa biaya penalti saat anda melunasi sebelum jatuh tempo berakhir. Disini
lagi-lagi saya menemukan perbedaan yang cukup mencolok.

Ternyata 'Kekejaman' Bank X dengan bunga 15% dan angsuran yang beda 1.3juta/bulan masih belum berakhir. Sewaktu saya melunasi sebelum jatuh tempo, saya dikenakan penalti 2% dari nilai pokok pinjaman. Sayapun harus rela mengeluarkan uang senilai Rp. 5 jutaan sebagai penalti. Dan untungnya hal ini (penalti) tidak saya temukan dalam aturan bank Y...

Sumber : Junaedi

Open Mind , Melihat Peluang Dengan Pikiran

TDW University - Think Out of The Box

Selamat Pagi.. Apa Kabar ??

Bersama Saya Hari ini Tung Desem Waringin , Di dunia saat ini dengan persaingan bisnis yang sangat kompetitif, ada baiknya kita untuk selalu belajar Think Out of The Box, karena dibanding Anda bertarung di red ocean (market yang banyak sekali player bermain disana) , Anda bisa bermain untuk tetap mendapatkan profit dengan bermain di luar kotak.

Sebagai contoh Pada Zaman Wild-Wild-West, terjadi trend mengali emas dan tiba-tiba semua orang pergi ke barat untuk mencari emas, tetapi tahukah Anda siapa yang paling kaya?
yang menggali emas ? BUKAN

Ternyata yang paling kaya adalah YANG JUAL JEANS (LEVI'S), YANG JUAL SEKOP kenapa? karena disaat semua ikut-ikutan menggali emas, mereka tiba-tiba mempunyai kebutuhan yang sama yaitu celana jeans dan sekop. Jadi pada saat itu orang-orang yang dapat melihat peluang bisnis tersebut, akan menjual jeans atau sekop karena mereka tidak ikut-ikutan mencari emas tapi fokus apa yang akan banyak di cari saat trend emas itu terjadi.

Ketika ada trend yang semua orang suka olah raga lari, kita jual apa supaya larinya lebih cepat?

JUALIN SEPATU , JUAL KAOS OLAHRAGA

Ada bisnis sampingan yang bisa anda sediakan saat semua orang lari menuju trend nya, apalagi kalau Anda sendirian

Waktu dulu, di indonesia ada musim ternak jangkrik, Anda bisa jadi konsultan bisnis jangkrik, jual pakan jangkrik, tidak perlu ikut-ikutan ternak jangkrik.

Saat ada bisnis yang trend,harus pintar mencari sampingannya apa saja. Bukan hanya memiliki pemikiran yang terpaku pada 1 hal saja. Untuk itulah Anda harus belajar Think Out of The Box.

Untuk melatih hal ini Anda bisa meningkatkan kreativitas Anda, tetapi kecenderungan banyak orang tidak cukup kreatif sehingga bermain ditempat yang sama , dan berakhir dengan perang harga dan mulai saling menjelekkan. Hal yang lain , yang bisa Anda lakukan untuk melatih Think Out of The Box ini adalah dengan cara memiliki seorang mentor yang bisa melatih Anda kapanpun yang Anda inginkan dan komunitas yang bisa saling membantu Anda untuk semakin kreatif melihat peluang bisnis.

Dan hal lainnya adalah untuk melatih Anda menjadi lebih aware akan peluang-peluang seperti ini adalah dengan cara terus belajar dan open mind , mau belajar kepada siapapun yang lebih baik.

Demikian dari Saya, untuk membuktikan komitmen langkah kecil pertama Anda. Anda bisa memostingkan comment dengan box yang ada di bawah ini, dengan mengetikkan "Saya akan Terus Belajar dan Open Mind , ini Janji Saya !"

Sukses itu Dimulai Dari Impian

Semua orang tentu memiliki impian di dalam hidupnya ? Baik itu impian besar maupun impian yang kecil.. Ya anda harus memiliki impian untuk menentukan arah hidup anda..

Seberapakah Hebatkah sebuah impian itu?
Mari kita lihat Wright bersaudara penemu pesawat terbang.. Disaat orang-orang di sekitar mereka mencomoh dan meneriaki mereka itu bodoh dan gila, Wright bersaudara tetap kokoh dengan impian mereka yaitu "Saya Ingin Terbang Seperti Burung " hal yang sangat jauh dari realitas kehidupan Tentu anda tau kisah selanjutnya bukan? Pesawat Terbang pun diciptakan.. Apa jadi jika Wright bersaudara pada saat itu tidak mengenggam erat impian mereka??
Hal yang serupa terjadi pada Thomas Alfa Edison, Graham Bell dan Charles Darrow..
Impian seorang Charles Darrow yang menjadi seorang jutawan justru saat dirinya mendapat tekanan hidup dimasa depresi yang hebat, Cerita ini dapat anda baca disini
"Jangan Biarkan Impian Anda Padam"

Tentunya anda sudah membaca cerita tersebut bukan? jika belum saya menyarankan anda untuk membaca cerita itu dulu..
Cerita ini sungguh menggugah hati saya. Betapa tidak, dalam hidup ini tidak banyak orang yang bisa dengan teguh memegang impian mereka. Terkadang impian itu menjadi “layu sebelum berkembang”. Kasihan sekali! Banyak orang yang tahu bahwa impian kerap menjadi awal perjuangan untuk menwujudkan hari esok yang lebih baik namun sayangnya banyak juga yang belum berani bermimpi. Padahal bermimpi itu gratis. Anda tidak perlu membayar ato akan di denda hanya karena bermimpi.Bermimpi itu hak setiap manusia. Lagipula, dengan bermimpi anda akan memiliki arti hidup ini. Mari Mimpikan Sesuatu Yang Besar

Akan tetapi berani bermimpi tidak akan cukup tanpa Action. Selalu saja ada sekelompok orang yang berani bermimpi namun enggan berkorban untuk mewujudkan impiannya tersebut. “Jika Anda tidak bersedia berkorban maka lupakan saja impian Anda. Semakin besar impian Anda maka semakin besar pula pengorbanan yang harus Anda lakukan.”

Pertanyaannya sekarang, bagaimana caranya agar impian kita dapat menjadi kenyataan?
Para pakar seperti Pak Tung Desem Warigin ,Andrei Wongso ,Paulus Winarto mereka lebih menitik beratkan pada sejumlah tahap2 berikut :

Disarankan anda tidak hanya membacanya akan tetapi mengikuti satu persatu hal yang di sarankan dan melakukannya,baru kemudian lanjut membacanya... jika perlu tulis di secarik kertas,,
Pertama, perjelas impian Anda.
Buatlah impian Anda menjadi sebuah target dan tuliskan. Anda harus bisa membayangkan dalam pikiran Anda impian Anda tersebut. Orang sering mengatakan jadikan target Anda itu memiliki unsur S.M.A.R.T.

S = specific (buatlah se-spesifik mungkin),
M = measurable (dapat diukur atau ada angkanya. Misalnya ingin punya uang berapa rupiah atau mobil dengan harga berapa),
A = achievable (dapat diraih, buktinya sudah ada orang yang meraihnya saat ini)
R = realistic (realistis, artinya sesuai dengan sumber daya yang saat ini Anda miliki atau masih dalam kendali Anda, bukan orang lain)
T = time bound (ada batas waktunya, artinya kapan Anda ingin itu terwujud).

Kedua, coba tuliskan manfaat yang bisa didapatkan jika impian itu terwujud.
Sebaiknya manfaat itu bukan hanya bagi diri Anda sendiri melainkan juga bagi orang yang paling Anda cintai, orang-orang di sekitar Anda dan sesama umat lainnya. Semakin besar manfaat yang bisa Anda peroleh maka Anda akan semakin bersemangat dalam menggapainya. Apalagi jika kita sadar nama Tuhan akan semakin dimuliakan jika impian itu terwujud.

Ketiga, doakan impian Anda tersebut.
Mintalah bantuan Tuhan sebab bagaimana pun kerasnya kita bekerja akan sia-sia jika Sang Sumber Segala Rahmat tidak memberkatinya. Terkadang impian kita tidak kunjung terwujud karena bertentangan dengan kehendak-Nya atau memang belum waktunya. Untuk itu, usahakan Anda meluangkan waktu yang cukup sehingga dapat berkomunikasi dengan-Nya mengenai impian Anda ini.

Keempat, identifikasi semua masalah atau hambatan.
Anda harus mengetahui semua hambatan yang kiranya akan Anda hadapi dalam rangka mewujudkan impian tersebut. Bukan berarti hal itu akan membuat anda ragu malah dengan mengetahui hambatan yang akan ada alami akan membuat anda siap..

Kelima, identifikasi orang, kelompok orang atau organisasi yang kiranya dapat membantu Anda mewujudkan impian tersebut.
Barangkali Anda akan mendapatkan ada orang, kelompok atau organisasi yang dapat bersinergi dengan Anda bahkan bisa jadi mereka memiliki impian yang sama sehingga Anda bisa bekerja sama dengan mereka.

Keenam, identifikasi pengetahuan dan ketrampilan apa saja yang sangat Anda perlukan dalam upaya untuk meraih impian tersebut.
Dengan anda membaca buku-buku tertentu, mengikuti kursus, seminar atau training. Jangan ragu untuk terus belajar dan memperbaiki diri.
Les Brown pernah berkata : “To achieve something you have never achieved before, you must become someone you have never been before.” Ya, untuk mencapai sesuatu yang belum pernah Anda capai Anda harus menjadi orang yang berbeda dari sebelumnya.

Ketujuh, buatlah plan of action.
Ini adalah langkah-langkah yang akan Anda tempuh. Rencana yang matang akan memuluskan impian anda..

Kedelapan, lakukan action.
Tanpa action, Anda hanya akan menjadi anggota organisasi terlarang bagi orang-orang yang ingin sukses yakni NADO (no action dream only).

Kesembilan, jaga sikap mental Anda.
Tetaplah berpikir positif dan beranilah bangkit dari kegagalan. Ingatlah bahwa sikap positif akan menarik sukses semakin dekat kepada diri Anda! Kesepuluh, evaluasi secara kontinyu langkah Anda. Sekiranya diperlukan perubahan, jangan ragu untuk melakukannya. Jangan kaku! Bersikaplah fleksibel dalam soal cara atau metode."

Perkenankanlah saya menutup jumpa kita kali ini dengan sebuah nasihat yang sangat berharga dari Dr. Benjamin Mays : “Perlu sekali menumbuhkan dalam pikiran kita pendapat bahwa berbagai tragedi dalam kehidupan tidak boleh menjadi alasan tidak tercapainya impian kita. Tragedi apapun jangan sampai menjadi alasan impian kita tidak tercapai. Mati dengan impian yang tidak tercapai bukanlah suatu bencana, namun tidak mempunyai impian sama sekali adalah sebuah malapetaka. Tidak bisa menggapai bintang bukanlah sesuatu yang memalukan namun tidak mempunyai keinginan menggapai bintang sangatlah memalukan. Kegagalan itu biasa tapi tidak punya kemauan itu kekeliruan besar!”.

Selamat bermimpi!

Ide Cemerlang Tanpa Follow Up = Nol

Sumber dari milis TDA

Sebagai seorang Entreprenuer membuat sebuah terobosan adalah penting adanya. Ide yang kreatif dan inovatif merupakan salah satu kunci keberhasilan mereka. Selisih satu hari saja kadang bisa membawa banyak perbedaan.

Akan tetapi Namun bukan berarti menjadi yang pertama adalah sebuah jaminan sukses.

Tahukah Anda siapa penemu bola lampu? Saya yakin hampir semuanya akan menjawab Thomas Alva Edison, karena memang nama itu yang diajarkan oleh guru kita pada saat kita duduk di bangku sekolah. Ya kan? Tapi sebenarnya, Edison bukan lah orang yang pertama kali menemukan bola lampu pijar. Nah loh... So sapa lagi tuh?

Adalah orang bernama Joseph Swan yang berasal dari dataran Newcastle, Inggris. Beberapa bulan sebelum Edison kegirangan karena penemuannya sukses, Swan bahkan sudah mendemokan sistem bola lampu pijar ciptaannya kepada pemerintah Inggris. Sayangnya, justru itulah letak kesalahannya.

Swan terlalu berambisi untuk menggantikan semua sistem bola lampu gas yang digunakan di jalan-jalan Inggris saat itu. Karena teknologi yang belum memadai, akhirnya usaha tersebut gagal dan produknya dianggap kurang mumpuni.

Berbeda dengan Swan, Edison menerapkan pepatah 'sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit', hehehe. Alih-alih pamer ke pemerintah US, ia sowan ke rumah J.P Morgan, milyuner tersohor yang duitnya segudang, dan mendemonstrasikan bola lampu pijar ciptaannya. Morgan terpesona dan ia pun memberikan dana pengembangan yang cukup lumayan kepada Edison.

Jadi begitulah, satu demi satu Edison mengubah sistem bola lampu yang ada saat itu dengan sistem pijar. Dan seperti sudah kita ketahui sekarang, ia pun terkenal dan dianggap sebagai penemu bola lampu pijar, meninggalkan Swan yang gigit jari di seberang lautan. Kasian yah?

Kita belajar bahwa menjadi yang pertama saja tidak cukup, harus ada follow-up yang strategis.Jika bicara masalah jualan, tentu yang dimaksud dengan follow-up di sini adalah dari sisi pemasarannya. Marketingnya. Jika jeli, banyak produk-produk inovatif di pasaran. Namun dari keseluruhan, hanya ada beberapa persen saja yang bertahan.

Menjadi Istri Yang Cerdas Financial

SERING kita dengar seorang suami memberikan alasan, “Saya tanya ‘orang rumah’ dulu ya”. Dan kita mengerti bahwa yang dimaksud adalah isterinya. Sudah menjadi tradisi masyarakat kita, isteri adalah pengelola rumah tangga, terutama dalam hal pengelolaan keuangan. Bahkan, dalam situasi finansial yang kurang menguntungkan, sang isteri terancam untuk ‘terpaksa’ ikut bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Beberapa tips di bawah ini akan banyak membantu para isteri untuk lebih cerdas dan terampil dalam mengelola keuangan rumah tangga.

1. Membangun kepercayaan finansial dengan pasangan (suami)

Rencanakanlah keuangan rumah tangga anda bersama dengan pasangan. Ciptakanlah komunikasi yang jujur dan terbuka. Hal ini akan merubah sikap saling menyalahkan satu sama lain (Ingat : Ini merupakan salah satu penyebab utama keretakan rumah tangga) menjadi saling mengingatkan apa bila terjadi pengeluaran yang berlebihan.

2. Belanja, utang/kewajiban, tabungan dan Anggaran Rumah Tangga.

Apa yang pertama kali muncul di pikiran anda pada saat menerima pendapatan setiap bulannya? Belanja? Bayar utang/kewajiban? Atau menabung?

Jika belanja yang duluan muncul, hampir pasti anggaran rumah tangga anda akan menderita defisit. Anda perlu mengubah kebiasaan itu. Biasakanlah untuk memangkas pendapatan untuk menabung dulu. Hal ini memastikan arus kas bersih (net cashflow) anggaran rumah tangga anda akan surplus/positif. Setelah itu, bayarlah dulu utang/kewajiban. Pastikan utang/kewajiban berkurang terus sesuai jadwal yang sudah direncanakan. Waspadai bunga yang diberlakukan. Baru kemudian dari sisa anggaran yang tersedia dimanfaatkan untuk belanja kebutuhan rumah tangga. Dengan melakukan kebiasaan seperti diatas, anda akan lebih mudah mencapai sasaran-sasaran finansial yang diinginkan. Banyak diantara para ibu rumah tangga yang sudah terbiasa melakukan penyusunan anggaran.

Penyusunan anggaran rumah tangga sebetulnya sangat sederhana, yaitu menuliskan rencana pengeluaran rutin bulanan (membantu untuk tidak keluar dari rel) dan menabung untuk keperluan masa depan yang anda inginkan, seperti mobil, rumah, dana hari tua dan lain-lain. Jangan lupa memasukkan rencana pengurangan hutang dan atau jadwal pembayaran kewajiban ke dalam anggaran anda.

3. Kesepakatan batas pengeluaran.

Buatlah kesepakatan bersama pasangan anda sebuah plafon pembelian, misalnya Rp. 500 ribu. Bila ada pembelian diatas plafon, anda berdua sepakat untuk membahasnya lebih dulu (tidak berlaku untuk pembelian rutin seperti belanja bulanan, pembayaran listrik dan lain-lain). Diawal, aturan ini memang terasa terlalu membatasi, namun kami telah membuktikan bahwa hal ini berdampak besar pada penghematan anggaran.

4. Menata dokumen finansial Anda

Sediakan tempat khusus untuk menyimpan dokumen finansial dan dokumen penting anda dan tatalah dengan rapih, sehingga anda akan mudah untuk mendapatkannya jika dibutuhkan. Hal ini akan mendorong anda untuk terus melakukan review terhadap anggaran yang sudah anda buat.

5. Mengerti kebutuhan asuransi jiwa dan kesehatan

Polis asuransi dibeli untuk melindungi anda. Sampai sejauh mana polis asuransi yang anda miliki melindungi anda. Untuk Polis Asuransi jiwa, berfungsi sebagai pengganti penghasilan bila pemberi nafkah sudah tidak dapat melakukan tugasnya (karena meninggal atau cacat). Pahami berapa besar nilai perlindungan (Uang Pertanggungan) yang anda butuhkan. Meningkatnya biaya pengobatan yang mencapai 3-5 kali inflasi merupakan alasan kuat untuk kita memiliki asuransi kesehatan. Sebagian besar dari pembaca tentu sudah memiliki perlindungan kesehatan ini, baik yang di sediakan oleh perusahaan, maupun membeli sendiri. Pahami fasilitas penjaminan (coverage) asuransi kesehatan anda, sesuai dengan yang anda butuhkan. Diskusikanlah uang pertanggungan asuransi jiwa dan coverage asuransi kesehatan dengan perencana keuangan atau agen asuransi anda.

6. Memenuhi kebutuhan dana hari tua

Kapan sebaiknya kita mulai merencanakan dan melaksanakan dana pensiun? Mulailah lebih awal. Semakin cepat mulai menyisihkan dana, akan semakin baik dan semakin murah dana yang diperlukan. Sebagai gambaran, untuk target pencapaian dana 1 milyar 20 tahun yang akan datang, dengan tingkat pertumbuhan (return) 14 % per tahun, dana yang harus anda invetasikan per bulan adalah Rp.760.000,-/bulan. Sedangkan bila anda menunda 10 tahun dengan target dan tingkat pertumbuhan yang sama, anda harus menyisihkan dana Rp. 3.800.000/bulan.

7. Menentukan sasaran-sasaran finansial bersama pasangan

Membahas sasaran finansial jangka pendek dan panjang bersama pasangan adalah saat-saat yang menyenangkan karena dengan menyatunya ide anda berdua akan menciptakan motivasi bahtera rumah tangga tang sekaligus memperkuat fondasinya. Mulailah dengan hal yang umum, seperti rencana pembelian mobil, cicilan rumah dan lain-lain. Kemukakan ide-ide anda secara kreatif. Misalnya rencanakan cicilan rumah sudah selesai sebelum anak tercinta mulai kuliah, hal ini akan mengurangi tekanan finansial anda dimasa mendatang. Atau jangan membeli mobil mungil kalau anda sudah mengharapkan kedatangan si kecil sebelum 2 tahun ke depan. Jangan lupa buat rencana anda secara tertulis agar bisa selalu di tinjau kembali dari waktu kewaktu dan yang terpenting, konsolidasikan sasaran-sasaran anda ke dalam rencana anggaran bulanan.

8. Menghemat = menciptakan pendapatan

Saat anda melakukan belanja bulanan untuk rumah tangga, biasakanlah untuk menghemat anggaran. Dan dedikasikan penghematan tersebut untuk sesuatu yang nyata. Waktu kami baru menikah, nenek saya pernah menasehati, “Simpan penghematan belanjamu untuk hadiah ulang tahun anak-anakmu kelak”. Dan diluar dugaan, kami mendapatkan lebih dari cukup untuk itu.

9. Membeli untuk manfaat jangka panjang

Hampir semua orang tua menyambut kelahiran anggota keluarga baru dengan menyiapkan tempat tidur bayi. Berapa lama sang bayi tidur ditempat itu? Bukankah lebih hemat dan efisien kalau kita menyambutnya dengan membeli tempat tidur ukuran dewasa, yang akan terus bermanfaat sampai dia dewasa.

Sekarang terserah dengan anda, cuman mengganggukan kepala atau langsung take action??

Efisiensi : Berpikir Serderhana Menghadapi Problema

Sebelumnya saya pernah mempublikasi kan Pintar VS Bodoh ala Bob Sadino Maka kali ini saya ingin membahas menghadapi masalah dengan berpikir sederhana. Yup sebuah cerita mengenai logika manusia dalam menghadapi sebuah masalah.

Efektif adalah mengerjakan hal - hal dengan benar , sedangkan Efisien adalah mengerjakan hal- hal yang benar saja


Efisiensi adalah suatu hal yang penting di dalam dunia manajemen. Sebagai seorang anggota tim yang baik, kita memiliki tanggung jawab bukan hanya dalam membawa tim kita mencapai tujuan bersama, tetapi juga tanggung jawab dalam mencari cara terbaik untuk memecahkan setiap masalah yang terjadi. Tetapi seringkali kita terkecoh saat menghadapi suatu masalah, dan walaupun masalah tersebut terpecahkan, tetapi pemecahan yang ada bukanlah suatu pemecahan yang efisien dan justru malah terlalu rumit.


Oke, Mari kita langsung menuju contoh kasusnya.. (Yuk sama2 berpikir apa jawabanny sederhana nya)

1. Bagaimana Mengetahui Kotak Sabun Yang Kosong ( Tidak ada isinya? )

Salah satu perusahaan kosmetik yang terbesar di Jepang, menerima keluhan dari pelanggan yang mengatakan bahwa ia telah membeli kotak sabun (terbuat dari bahan kertas) dan isinya KOSONG.

Dengan segera pimpinan perusahaan menceritakan masalah tersebut ke bagian pengepakan yang bertugas untuk memindahkan semua kotak sabun yang telah dipak ke departemen pengiriman. Karena suatu alasan, ada satu kotak sabun yang terluput dan mencapai bagian pengepakan dalam keadaan kosong. Tim manajemen meminta para teknisi untuk memecahkan masalah tersebut.

Para teknisi pun bekerja keras untuk membuat sebuah mesin sinar X dengan monitor resolusi tinggi yang dioperasikan oleh dua orang untuk melihat semua kotak sabun yang melewati sinar tersebut dan memastikan bahwa kotak tersebut tidak kosong.

Dan tak diragukan lagi, mereka bekerja keras dan cepat tetapi biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit.

Tetapi saat ada seorang karyawan di sebuah perusahaan kecil dihadapkan pada permasalahan yang sama, ia tidak berpikir tentang hal-hal yang rumit, tetapi ia muncul dengan solusi yang berbeda.

Karyawan tersebut tidak berpikir tentang sinar X ato apalah yang rumit karena dia tidak memiliki kemampuan sampai disana, dia hanya berpikir Bagaimana Memisahkan yang Ringan dari Yang Berat??

Petunjuk : Sesuatu yang ringan akan terbang jika di tiup dengan sekuat tenaga.

Sampai disini sudah terpikirkan oleh anda? Kalo belum,, Coba lagi..

Yah,, Jawaban anda benar.. KIPAS ANGIN
Ia membeli sebuah kipas angin listrik untuk industri yang memiliki tenaga cukup besar dan mengarahkannya ke garis pengepakan. Ia menyalakan kipas angin tersebut, dan setiap ada kotak sabun yang melewati kipas angin tersebut, kipas tersebut meniup kotak sabun yang kosong keluar dari jalur pengepakan, karena kotak sabun terbuat dari bahan kertas yang ringan.


2. Bagaimana Menulis Di luar Angkasa Dengan Grativasi nol?

Pada saat NASA mulai mengirimkan astronot ke luar angkasa, mereka menemukan bahwa pulpen mereka tidak bisa berfungsi di gravitasi nol, karena tinta pulpen tersebut tidak dapat mengalir ke mata pena.
Untuk memecahkan masalah tersebut, mereka menghabiskan waktu satu dekade dan 12 juta dolar. Mereka mengembangkan sebuah pulpen yang dapat berfungsi pada keadaan-keadaan seperti gravitasi nol, terbalik, dalam air, dalam berbagai permukaan termasuk kristal dan dalam derajat temperatur mulai dari di bawah titik beku sampai lebih dari 300 derajat Celcius.. WOW (Spektakuler bukan?)

Lalu bagaimana dengan solusi dari anda?
Mari kita kembali ke zaman SD lagi , Jika Pulpen tidak dapat menulis maka kita mengunakan P-E-N-S-I-L

3. Kok Lama Banget nih buat nunggu naik LIFT?

Suatu hari, pemilik apartemen menerima komplain dari pelanggannya. Para pelanggan mulai merasa waktu tunggu mereka di pintu lift terasa lama seiring bertambahnya penghuni di apartemen itu. Dia (pemilik) mengundang sejumlah pakar untuk men-solve.
Satu pakar menyarankan agar menambah jumlah lift. Tentu, dengan bertambahnya lift, waktu tunggu jadi berkurang.
Pakar lain meminta pemilik untuk mengganti lift yang lebih cepat, dengan asumsi, semakin cepat orang terlayani.
Dan Kedua saran tadi tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit.

Tetapi, satu pakar lain hanya menyarankan satu hal, "Inti dari komplain pelanggan anda adalah mereka merasa lama menunggu". Jawabannya adalah " Bagaimana membuat pelanggan tidak merasa menunggu waktu hendak naik lift?"

Dan jika anda adalah pakar tersebut, apa saran anda??

Petunjuk : " Bagaimana mengalihkan perhatian dari menunggu menjadi tidak merasa menunggu? " Perhatikan lift yang ada di lingkungan sekeliling anda? apa yang sering anda lakukan jika sedang menunggu lift?

Sudah dapat jawabannya?
Pakar tadi hanya menyarankan untuk menginvestasikan Kaca Cermin di depan lift, agar pelanggan teralihkan perhatian! nya dari pekerjaan "menunggu" dan merasa "tidak menunggu lift".

Tiga kasus di atas hanya sedikit contoh tentang efisiensi dari cara berpikir atau lebih garing nya di kenal dengan Filosofi K.I.S.S (Keep It Simple, Stupid!!), yaitu selalu mencari solusi yang sederhana, sehingga bahkan orang bodoh sekalipun dapat melakukannya. Cobalah menyusun solusi yang paling sederhana dan memungkinkan untuk memecahkan masalah yang ada. Maka dari itu, kita harus belajar untuk fokus pada solusi daripada pada berfokus pada masalah.

Saya sendiri pernah membaca sebuah buku karangan Robert Kiyosaki (buku favorit saya) ^^
di sana dia mengatakan bahwa jika seseorang ingin sukses, dia harus dapat mengubah masalah yang di hadapinya menjadi lebih sederhana dan dapat di pahami.. Sebuah filosofi yang amat berlawanan dengan apa yang di ajarkan di sekolah. masi ingat dengan Diagram Trigonometri tentang Sin , Cos dan Tan ? itu yang saya maksudkan..

"Bila kita melihat pada apa yang tidak kita punya di dalam hidup kita, kita tidak akan memiliki apa-apa.Tetapi bila kita melihat pada apa yang ada di tangan kita, kita memiliki segalanya."

Sudahkah Anda Sukses?

Saya percaya, bahwa semua yang telah kita lakukan, keputusan-keputusan yang telah kita tetapkan, tujuannya adalah meraih sukses. Dalam benak kita, sudah terbayang bagaimana tentang karir kita, keluarga kita dan bahkan sejak dini kita seringkali sudah membayangkan rumah, mobil dan hal-hal lain yang kita inginkan. Apakah itu merupakan ukuran sukses anda ? Di benak banyak orang, sukses adalah sesuatu yang masih jauh, yang akan mati-matian mereka upayakan (kalau kesampaian).

Masalah yang sering dihadapi seseorang yang ingin sukses bukanlah karena mereka tidak bisa meraih sukses, tetapi hambatan utamanya adalah bahwa mereka keliru/salah memahami apa itu sukses. Maltbie D. Babcock mengatakan, "Salah satu kekeliruan paling umum dan salah satu yang paling mahal adalah berfikir bahwa sukses itu adalah berkat kejeniusan, keajaiban atau sesuatu yang lain yang tidak kita punyai" demikian yang di kutip oleh John C. Maxwell dalam bukunya yang berjudul "Peta Jalan Menuju Sukses". Kebanyakan orang memberikan gambaran yang kabur tentang apa artinya menjadi orang sukses, apakah sekaya Bill Gates, sekekar Arnold Schwarzenegger, seintelijen Albert Einstein, seatletis Michael Jordan atau sepiawai Donald Trump dalam bisnis.

Jadi, apa syaratnya sukses ? Ada 2 syaratnya yaitu pertama, gambaran sukses yang benar dan yang kedua, prinsip-prinsip yang benar untuk sampai ke sana. Gambaran sukses tidaklah sama bagi setiap orang karena kita diciptakan sebagai individu yang unik. Tetapi prosesnya sama bagi semua orang, yaitu didasarkan kepada prinsip-prinsip yang tidak berubah.

Lebih lanjut John C. Maxwell mengatakan bahwa sukses adalah mengetahui maksud anda dalam kehidupan, bertumbuh untuk mencapai potensi maksimal anda dan menabur benih yang menguntungkan sesama. Definisi tersebut didasarkan kepada ide bahwa sukses itu sebuah perjalanan daripada tujuan. Ketika anda memandang sukses sebagai sebuah perjalanan, anda tidak akan pernah mengalami masalah berupa berusaha "sampai" di tujuan final yang tak kesampaian. Dan anda tidak akan pernah menemukan diri anda dalam posisi di mana anda telah mencapai semacam sasaran yang paling hakiki, tetapi ternyata masih juga belum terpenuhi dan masih juga mencari-cari sesuatu yang lain untuk dikerjakan.

Ingatkah anda, suatu saat dalam kehidupan anda, ketika anda berfikir, akhirnya aku berhasil, tetapi kemudian menemukan ternyata masih banyak tantangan yang sama sekali baru menantikan anda ?

Manfaat lain dari fokus kepada perjalanan sukses daripada kepada sampai di suatu tujuan atau mencapai sebuah sasaran adalah bahwa anda berpotensi menjadi sukses Hari Ini juga. Begitu anda definisikan ulang sukses itu sebagaimana definisi di atas, sukses adalah sesuatu yang sudah anda alami Sekarang Ini, bukan sesuatu yang samar-samar anda harapkan suatu hari kelak. Jadi, Apakah Anda Sudah Sukses ? (yw)

Referensi :
"Peta Jalan Menuju Sukses" Karya John C. Maxwell, Penerbit Interaksara.

Sumber : Milis TDA id Yogi Widianto

[Share] Kerja Sama dengan Sistem Sinergi

Dikutip dari Forum Komunikasi dan konsultasi

Michael Jackson disebut sebagai Rajanya Musik Pop dunia. Michael Schumacher dikenal sebagai Rajanya balap mobil Formula 1 dunia. Sedangkan, Einstein, sering disebut-sebut sebagai Rajanya para Ilmuwan. Maka, sinergi bisa dianggap sebagai Rajanya Kerja Sama karena memiliki kekuatan dahsyat yang menguntungkan pihak-pihak yang bersinergi.

Apakah ”Sinergi” Itu?
Sebelum kita membahas sinergi lebih lanjut, kita perlu mengetahui apakah sinergi itu.
Sinergi bukan kompromi. Sinergi tidak sama dengan kompromi. Dalam kompromi, pihak-pihak yang terlibat harus mengorbankan sebagian dari tujuan agar bisa saling bekerja sama.
Misalnya, untuk menghabiskan satu minggu masa liburan anak-anak, Bu Siska ingin mengajak keluarganya pergi ke pegunungan yang berhawa dingin dan pemandangan indah, sedangkan suami dan anak-anak ingin berlibur ke pantai untuk berenang dan melakukan berbagai olah raga air yang mereka sukai.
Dengan kompromi, diputuskan bahwa liburan kali ini, Bu Siska terpaksa dengan berat hati harus mengalah mengikut kemauan suami dan anak-anak. Sedangkan masa liburan berikutnya, suami dan anak-anak mengikuti Bu Siska untk berlibur ke pegunungan.
Dalam hal ini baik Bu Siska maupun pihak suami dan anak-anak harus bersedia berkorban agar tetap dapat menjalin hubungan yang baik. Namun dengan kompromi, bisa dicari alternatif yang lebih kreatif, yaitu: berlibur ke daerah pantai yang berhawa dingin dengan latar belakang pegunungan, atau ke daerah pegunungan yang menyediakan berbagai olah raga air.
Sinergi adalah kerja sama Win-Win. Jika 1 + 1 = 2, itu matematika biasa. Tetapi, menurut Stephen Covey dalam bukunya 7 Habits of Highly Effective People, jika 1 + 1 = 3 atau lebih, inilah yang disebut sinergi.
Artinya, hasil keseluruhan dari penjumlahan elemen-elemen yang terlibat, memberikan dampak dahsyat yang jauh lebih besar dibandingkan dengan hasil penjumlahan total dari masing-masing elemen yang berdiri sendiri (The total is bigger than the sum of its parts).
Sebagai contoh, Pak Andi dapat menyelesaikan satu stel jas dalam satu hari, sedangkan Pak Joko bisa menyelesaikan dua stel jas dalam satu hari. Jika Pak Andi dan Pak Joko bersinergi, hasilnya dalam satu hari, bukan menghasilkan tiga stel jas/hari (satu stel dari Pak Andi dan dua stel dari Pak Joko), melainkan bisa mencapai empat stel jas atau lebih.
Hal ini bisa terjadi karena perpaduan pengalaman dan pengetahuan Pak Andi dan Pak Joko bisa menghasilkan sebuah sistem menjahit stelan jas yang menawarkan produktifitas yang lebih tinggi dari pada jika kedua penjahit ini bekerja sendiri-sendiri dan mengandalkan keahlian serta pengalaman kerja masing-masing.

Prinsip Dasar Sinergi
Siapapun yang terlibat dalam sinergi harus menerapkan beberapa prinsip dasar berikut agar sinergi yang dibentuk bisa memberikan hasil yang optimal.
Kesediaan untuk saling berbagi. Dengan saling berbagi ide, pengetahuan, keahlian, dan pengalaman, sinergi bisa dilakukan. Disinilah kekuatan dari sinergi itu dapat ditemukan. Tanpa kesediaan untuk saling berbagi ini, sinergi tidak bisa terlaksana.
Misalnya: Pak Andi dan Pak Joko, kedua orang penjahit pakaian pada ilustrasi di atas, bisa bersinergi dan menghasilkan produktifitas yang jauh lebih tinggi dari pada bekerja sendiri-sendiri, karena keduanya mau saling berbagi ide, pengalamanan dan pengetahuan mereka.

Berpikir Menang-Menang. Dalam bersinergi, tidak ada pihak yang harus kalah dan tidak ada pihak yang harus dirugikan. Sebaliknya, semua pihak yang terlibat dapat menikmati kemenangan dan keuntungan yang jauh lebih besar dari pada jika mereka mengerjakannya sendiri-sendiri. Dengan demikian, dalam melakukan sinergi semua pihak harus saling berpikir positif untuk memberikan kesempatan bagi pihak lain untuk meraih kemenangan.

Misalnya: Bu Parjo, penjual soto mie, memutuskan untuk bersinergi dengan Pak Sardi penjual minuman, untuk berjualan di dekat sebuah sekolah swasta. Dengan sinergi ini, Bu Parjo bisa berkonsentrasi untuk berdagang soto mie yang sudah merupakan keahliannya. Ia tidak perlu mengeluarkan modal tambahan dan menggaji tenaga baru untuk mengadakan minuman bagi para pelanggan yang membeli soto mienya. Sebaliknya, dengan bersinergi dengan Bu Parjo, Pak Sardi mendapat keuntungan juga, yaitu pelanggan Bu Parjo, otomatis akan membeli minuman Pak Sardi.

Stephen Covey mengatakan bahwa inti sari dari sinergi adalah menghargai perbedaan. Karena adanya perbedaan inilah sinergi dimungkinkan. Pihak-pihak yang terlibat dalam melakukan sinergi umumnya memiliki perbedaan keunikan (misalnya: ketrampilan, pengetahuan, pengalaman, kepribadian). Dari perbedaan-perbedaan yang unik inilah kemudian dijalin kerja sama kreatif yang menghasilkan alternatif ketiga yang memberikan keuntungan optimal bagi pihak-pihak yang bersinergi.

Misalnya: Pavarotti, penyanyi seriosa kelas dunia yang memiliki suara emas, menghargai perbedaan suara dan jenis musik di industri hiburan. Kesadaraan dan penghargaan atas perbedaan ini digunakan oleh Pavarotti untuk melakukan sinergi. Pavorotti sering bersinergi dengan penyanyi dari jenis musik yang berbeda, antara lain dengan Bryan Adams dan Sting dari jenis musik pop Rock, serta berbagai penyanyi dari jenis musik yang berbeda. Tujuannya adalah untuk mengundang penonton yang lebih banyak lagi, terutama ketika ia sedang menggelar konser untuk dana kemanusiaan. Dengan sinergi ini, konser dipadati tidak saja oleh pengagum Pavarotti, tetapi juga pengagum Bryan Adams dan Sting, serta mereka yang penasaran ingin melihat duet antara penyanyi seriosa dan rock. Hasilnya? Semua pihak merasa diuntungkan

Sinergi Dalam Bisnis
Sinegi bisa diterapkan dalam setiap aspek kehidupan kita, salah satunya adalah aspek bisnis. Dalam bisnis, penerapan sinergi bisa dilakukan dalam berbagai cara yang dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu:
Sinergi Horisontal. Sinergi horisontal memungkinkan adanya kerja sama antar para pelaku bisnis di pasar yang sama, atau antar para pesaing di pasar yang sama. Misalnya, yang terjadi antar sejumlah bank di Indonesia dengan bersinergi melalui layanan ATM Link bagi nasabah mereka.
Dalam melakukan sinergi ini, semua bank yang terlibat menyatakan kesediaan mereka untuk berbagi sarana dan prasarana, sehingga secara sinergi bisa mendapatkan hasil yang berlipat ganda: bisa memberikan layanan ATM yang jumlahnya jauh lebih banyak (tidak terbatas pada mesin ATM yang disediakan oleh bank tertentu saja), dari hasil kerja sama antar penggunaan sarana ATM ini, bank mendapat penghasilan tambahan dari pendapatan silang hasil penggunaan ATM oleh nasabah bank lain. Dengan demikian, kondisi ini bisa menambah daya tarik masing-masing bank peserta di mata nasabah dan calon nasabah mereka.

Sinergi Vertikal. Selain dengan pesaing, pelaku bisnis juga bisa bersinergi dengan pihak non-pesaing yang berada dalam jenis bisnis yang sama. Misalnya: Sinergi antara perusahaan perakitan mobil dengan pemasok (supplier) suku cadang (spare part) mobil.

Dari sinergi ini ditemukan alternatif ketiga, yaitu melalui sistem just-in-time. Dengan sistem ini, pemasok mengantar suku cadang yang diperlukan sesuai dengan jadwal produksi/perakitan.
Jadi pada pada saat, tahap pembuatan sudah sampai pada penggunaan suku cadang jenis tertentu, pemasok mengantar ke pabrik pada saat dibutuhkan (tepat waktu). Dengan demikian tidak perlu lagi tempat khusus di parbik untuk menimbun suku cadang, dan pihak perakitan mobil juga tidak perlu lagi mengalami masalah keterlambatan datangnya suku cadang. Sebaliknya, pihak pemasok juga mendapat kepastian pemesanan, baik dari segi jadwal, kuantitas, dan jenis barang yang dipesan, sehingga memudahkan pihak pemasok untuk melakukan perencanaan selanjutnya.
Sinergi Segi Tiga. Sinergi tidak hanya bisa terjadi antar dua pihak, tetapi juga bisa terjadi antar tiga pihak yang berada di industri yang berbeda.
Misalnya: Sinergi antara ruang pamer (show room) penjualan mobil dengan perusahaan asuransi kendaraan bermotor, dan bank pemberi kredit pinjaman. Dalam sinergi ini, ketiganya bisa mendapatkan kemenangan dan keuntungan. Penjual mobil akan lebih mudah menjual mobilnya, karena pembeli tidak harus membayar tunai (ada bank yang memberikan layanan pinjaman), dan pembeli juga bisa menikmati keamanan berkendaraan (karena ada perusahaan asuransi yang menanggung kerugiaan akibat kecelakaan atau kerusakan mobil). Selain itu, bank dan perusahaan asuransi juga mendapat nasabah baru dari penjual mobil.

Ada banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk mendapatkan hasil yang berlipat ganda dari apa yang bisa Anda hasilkan sendiri. Salah satunya adalah melalui sinergi yang merupakan kerja sama kreatif. Namun, sebelum menerapkan sinergi, Anda harus memperhatikan prinsip-prinsip yang mendasari terjadinya sebuah sinergi, yaitu: Prinsip berbagi, berpikir win-win, dan menghargai pendapat. Jika hal ini sudah Anda kuasai, selanjutnya Anda bisa memilih jenis sinergi yang akan dilakukan: sinergi horisontal, veritikal atau segi tiga. Selamat bersinergi!

[Share] Berpikir Cerdas bukannya bekerja keras

Sebuah cerita Mengenai Win-Win Solusian dalam konteks kerja sama.

Seekor kelinci sedang duduk santai di tepi pantai. tiba-tiba datang se
ekor rubah jantan besar yang hendak memangsanya.lalu kelinci itu
berkata:"Kalau memang kamu berani, hayo kita berkelahi di dalam lubang
kelinci. Yang kalah akan menjadi santapan yang menang dan saya yakin
saya akan menang."

Sang Rubah jantanpun merasa tertantang," Dimanapun jadi. Masa sih
kelinci bisa menang melawan aku? mereka pun masuk ke dalam lubang
kelinci. Sepuluh menit berselang kelincipun keluar sambil menggenggam
setangkai paha rubah dan melahap dengan nikmat

Sang kelinci kembali bersantai di tepi pantai. Hingga akhirnya
tiba-tiba datang seekor serigala hendak memangsaya.lalu kelinci itu
kembali berkata:"Kalau memang kamu berani, hayo kita berkelahi di
dalam lubang kelinci. Yang kalah akan menjadi santapan yang menang dan
saya yakin saya akan menang."

Sang Serigala merasa sangat tertantang," Dimanapun jadi. Masa sih
kelinci bisa menang melawan aku? mereka pun masuk ke dalam lubang
kelinci.

Dan kembali Lima belas menit berselang kelincipun keluar sambil
menggenggam setangkai paha serigala dan melahap dengan nikmat

Hal itu kembali terjadi ketika beruang hendak menerkam sang kelinci.
dan kembali kelinci keluar lagi sambil membawa sisa tulang beruang.

Tampak senja mulai tampak di lelautan. Sang kelincipun berteriang ke
dalam lubang kelinci " Hai keluar sudah sore besok kita teruskan!!!"

tampak dengan perkasa seekor harimau keluar dari sarang kelinci.

Terima kasih atas kerjasama yang baik kelinci, akhirnya aku tak perlu
susah payah untuk mencari mangsa.

Baiklah aku ingin kembali ke dalam hutan untuk istirahat. Sampai
bertemu besok. Selamat sore

Cerita diatas merupakan sebuah konteks kerja sama.. kelinci dengan pinter memanfaatkan harimau untuk melindungi dirinya dan harimau dengan bantuan dari kelinci mendapatkan makan siang tanpa harus bersusah payah..
Bayangkan jika kelinci tersebut berusaha sendiri untuk melindungi dirinya sendiri dan bayangkan si harimau harus bersusah payah mencari mangsa untuk makan siang nya..
Dengan konteks kerja sama, kelinci dan harimau membuat diri mereka lebih gampang dan hasil tentu lebih baik..

P.S Anda hanya seorang looser jika berusaha mengapai semuanya sendirian.

[Share] Jangan Lupakan Faktor Kali!!

Sumber: Tung Desem Waringin
Yang dimaksud faktor kali adalah sesuatu hal yang sekali
kita sentuh akan berefek multiplier.

Entah itu yayasan, entah itu orang, entah itu perusahaan,
entah itu negara, entah itu teknologi, entah itu mass media
yang sekali kita sentuh, akan membuat nilai tambah kita
mendadak membuat efek Multiplier kepada banyak orang
sekaligus seketika.

Contoh orang yang kaya, Ia mempunyai nilai tambah dan
Ia menggunakan faktor kali. Orang biasa mempunyai nilai tambah,
tapi ia lupa faktor kali.

Contohnya ad a orang yang mempunyai bengkel,
Ia membuat bengkelnya sedemikian bagusnya:
servisnya bagus, cepat, bersih, dan murah.
Itu adalah nilai tambah yang luar biasa,
akibatnya bengkelnya ramai.

Tapi ia lupa faktor kali, ketika begitu banyak pelanggan
datang, ia tidak bisa tangani dengan baik karena
ia mempunyai kapasitas tertentu.

Bisakah ia kaya? Ya, La bisa kaya. Kaya sekali? Tidak.

Orang-orang yang kaya sekali menggunakan nilai tambah dan
faktor kali.

Misalnya bengkel tadi, ia menggunakan karyawan tambahan,
ia memperluas bengkelnya, ia menggunakan teknologi sehingga
ia bisa melayani dengan sangat-¬sangat lebih cepat dan
lebih baik lagi, kemudian ia juga membuka cabang,
kemudian ia menjual franchise, itu adalah faktor kali.

Dan faktor kali berikutnya ketika franchise-nya jaya dan
omzetnya begitu besarnya, kemudian ia Go Public,
sehingga banyak orang mendapatkan keuntungan / nilai tambah
dan saham perusahaannya.

Itulah faktor kali akibatnya ia menjadi sangat kaya,
lebih kaya dibandingkan dengan satu orang yang mempunyai
bengkel satu.

Namun harus hati-hati, orang yang celaka di dalam hidup,
mereka tidak mempunyai nilai tambah dan mereka tidak mempunyai
faktor kali. Misalnya mereka bekerja sehari-hari dan
terus bekerja dengan biasa saja, yang fungsi mereka bisa
digantikan dengan orang lain, otomatis Ia tidak mempunyai
nilai tambah, karena bisa digantikan oleh orang lain.

Kalau ia tidak bisa digantikan oleh orang lain dalam
pekerjaannya, otomatis sebetulnya ia sudah mempunyai nilai
tambah yang lebih dibanding orang lain.

Ketika ia bisa digantikan dengan mudah oleh siapapun dalam
pekerjaannya, misalnya seperti orang bukakan pintu dan
dia hanya bukakan pintu saja, pekerjaan ini bisa digantikan
oleh siapapun yang masih hidup dan normal.

Jadi ia tidak mempunyai nilai tambah, dan kemudian ia tidak
punya faktor kali, karena ia hanya melayani satu orang,
atau satu perusahaan saja, akibatnya ia hidupnya akan
biasa-biasa saja.

Lalu, orang yang pembawa bencana adalah orang yang lupa
nilai tambah dan ia sibuk mengkalikan.
Seperti orang yang membeli satu perusahaan dan kemudian
ia merekayasa keuangan perusahaan itu, kemudian
sahamnya digoreng naik dan dijual kepada banyak orang,
seolah-olah orang lain mempunyai nilai tambah dan
mendapatkan nilai tambah dan perusahaan tadi.

Tetapi ternyata dalam beberapa saat perusahaannya jadi hancur,
bahkan jadi kosong/ nol karena ia jual lagi sahamnya dan
Ia dapat uang yang banyak. Betul ia bisa kaya dengan
cara seperti itu, tapi orang ini adalah pembawa bencana,
dan ia bukan Milyarder yang mencerahkan.

Sekali lagi saya tekankan di sini, Orang-orang yang sangat
kaya mempunyai Nilai Tambah, dan ia Kalikan sedemikian
sehingga orang banyak bisa merasakan Nilai Tambah tersebut.

Demikian Prinsip 2 Milyarder Yang Mencerahkan: Menggunakan
Faktor Kali. Jadilah Milyarder Yang Mencerahkan!

[Share] Apa Nilai Tambah (Leverage) Anda?

Sumber: Tung Desem Waringin
www.dahsyat.com

Seperti seekor lebah pada waktu dia mencari madu,
tanpa disadari ketika ia sampai di bunga, & kemudian bunga
tadi diambil madunya, lebah tadi menyebarkan serbuk sari
dari bunga2 tadi, yang membuat bunga2 tadi menjadi buah.

Demikian juga orang yang kaya yang mencerahkan,
tujuan utamanya persis seperti lebah yaitu
mencari sari madunya. Efek sampingnya ternyata ia membuat
kebun buah yang begitu indahnya.

Orang yang kaya juga mau mencari kekayaan, tujuannya adalah
mencari uang.

Dalam waktu mencari uang, ternyata ia mencerahkan dan
membuat dunia ini menjadi lebih baik,
membuat orang lain menjadi bersemangat,
membuat orang lain jadi lebih kaya,
membuat orang lain hidupnya jadi lebih indah,
lebih sehat, lebih bahagia.


Prinsip 1: Orang kaya yang mencerahkan selalu mempunyai Nilai Tambah.

Apa maksudnya Nilai Tambah? Maksudnya begini:
ketika anda hidup, hidup adalah nilai tambah.
ketika semua orang hidup, hidup adalah nilai standard.
Demikian juga ketika kita jujur, jujur adalah nilai tambah.
Tetapi ketika semua orang jujur, jujur adalah nilai standard.

Dalam hidup kita harus mempunyai nilai tambah dibanding
orang lain. Kita harus membuat nilai tambah dari sesuatu hal
yang tidak ada menjadi ada.

Jaman dahulu pada saat nabi abraham/ ibrahim, pada waktu ia
membuat nilai tambah sedemikian sehingga satu gandum menjadi
2 gandum, 2 domba menjadi puluhan bahkan ratusan domba,
demikianlah ia membuat dari tidak ada menjadi ada.

Nah, orang-orang yang kaya tahu bahwa ia mempunyai
nilai tambah dalam hidup ini:
ia membuat service yang bagus dalam bengkelnya, membuat harganya lebih murah sedemikian sehingga orang mendapatkan keuntungan saat
datang ketempat dia, atau rumah makan dengan rasa yang enak,
bergizi, dan sehat.

Apapun didalam hidup ini, kita harus membuat nilai tambah.
Dan ketika ada nilai tambah, kita akan jadi kaya.
Seperti definisi uang itu sendiri,
uang adalah alat tukar nilai tambah.

Ketika kita mau dapatkan uang yang banyak, kita harus selalu
tanya: "Apa Nilai Tambah Kita?"


Ketika kita berhasil membuat nilai tambah yang lebih banyak
dari orang lain, maka uang akan mengejar kita.

Contoh, seperti saya pribadi Tung Desem Waringin meluncurkan
buku saya Financial Revolution, saya buat nilai tambah.
Ketika saya percaya dalam hidup ini adalah membuat nilai tambah
dan uang adalah alat tukar nilai tambah,
saya membuat buku Financial Revolution saya mempunyai
nilai tambah:
selain materinya bagus, juga ada 2 cd audio tambahan yang
tidak ada di buku yang lain di seluruh dunia.

2 cd audio, satu adalah CD Financial Revolution, dan
yang kedua adalah CD Sales Magic, Bagaimana Menjual
Sepotong Roti Tawar dg Harga 300 Juta, dan Orang Masih Berebut.

CD audionya bisa saya jual, tapi tidak saya lakukan.
Saya tambahkan secara gratis dalam bukunya,
dan itu membuat buku saya Best Seller rekor MURI
(Museum Rekor Indonesia) karena saya fokus pada satu hal.

Ketika saya membuat nilai tambah tanpa merugikan saya,
dengan setulus hati saya berikan 2 cd audio tadi,
mendadak buku saya laku 10.511 buku hanya di hari pertama
secara Eceran.

Kembali lagi, apabila kita ingin kaya, selalu tanya:
'Apa Nilai Tambah Saya?'.

Demikian Prinsip 1 Milyarder Yang mencerahkan,
dan Jadilah Milyarder Yang mencerahkan!

P.S : Anda juga bisa mendapatkan kiriman newsletter seperti ini dengan mengirimkan email kosong ke 24prinsipmilyarder@getresponse.com

Indonesian secret Power

INDONESIAN doesnt need d world, but the world need INDONESIAN

Suatu pagi di bandar lampung, menjemput seseorang di bandara. Orang itu sudah tua, kisaran 60 tahun. Sebut saja si bapak.

Si bapak adalah pengusaha asal singapura, dengan logat bicara gaya melayu, english, (atau singlish?) beliau menceritakan pengalaman2 hidupnya kepada kami yang masih muda. Mulai dari pengalaman bisnis, spiritual, keluarga, bahkan percintaan hehehe..

"Your country is so rich!"

Ah biasa banget kan denger kata2 begitu. Tapi tunggu dulu..

"Indonesia doesnt need d world, but d world need Indonesia"
"Everything can be found here in Indonesia, u dont need d world"
"Mudah saja, Indonesia paru2 dunia. Tebang saja hutan di Kalimantan, dunia pasti kiamat. Dunia yang butuh Indonesia!"

"Singapore is nothing, we cant be rich without indonesia. 500.000 orang indonesia berlibur ke singapura setiap bulan. bisa terbayang uang yang masuk ke kami? apartemen2 dan condo terbaru kami yang membeli pun orang2 indonesia, ga peduli harga yang selangit, laku keras. Lihatlah rumah sakit kami, orang indonesia semua yang berobat."

"Kalian tahu bagaimana kalapnya pemerintah kami ketika asap hutan indonesia masuk? ya benar2 panik. sangat berasa, we are nothing."

"Kalian ga tau kan klo agustus kemarin dunia krisis beras. termasuk di singapura dan malaysia? kalian di indonesia dengan mudah dapat beras"

"Lihatlah negara kalian, air bersih dimana2.. lihatlah negara kami, air bersih pun kami beli dari malaysia. Saya pernah ke kalimantan, bahkan pasir pun mengandung permata. Terlihat glitter kalo ada matahari bersinar. Petani disana menjual Rp3000/kg ke sebuah pabrik China. Dan si pabrik menjualnya kembali seharga Rp 30.000/kg. Saya melihatnya sendiri"

"Kalian sadar tidak klo negara2 lain selalu takut meng-embargo Indonesia? Ya, karena negara kalian memiliki segalanya. Mereka takut klo kalian menjadi mandiri, makanya tidak di embargo. harusnya KALIANLAH YANG MENG-EMBARGO DIRI KALIAN SENDIRI. Beli lah dari petani2 kita sendiri, beli lah tekstil garmen dari pabrik2 sendiri. Tak perlu kalian impor klo bisa produksi sendiri."

"Jika kalian bisa mandiri, bisa MENG-EMBARGO DIRI SENDIRI, Indonesia will rules the world.."

Solusi Insomia? Coba Kompres Dengan Air Dingin Sewaktu Tidur

TRIBUNNEWS.COM - Apa yang Anda lakukan ketika mengalami insomnia? Mungkin Anda akan berusaha membuat diri mengantuk dengan menonton acara yang norak di televisi, membaca buku yang membosankan, hingga minum obat tidur.

Tetapi ada cara lain untuk mengatasi sulit tidur ini, kompres kepala Anda dengan air dingin.

Para dokter dari University of Pittsburgh School of Medicine melakukan suatu eksperimen untuk mengatasi pasien yang menderita insomnia. Sebanyak 12 pengidap insomnia primer (yang mengalami kesulitan tidur akibat stres) dan 12 pasien dengan kesehatan yang terkontrol, diberi tudung plastik yang berisi air dingin di kulit kepala dan dahi. Sebab, pengidap insomnia diketahui memiliki aktivitas otak yang lebih tinggi daripada mereka yang tak punya gangguan tidur.

Nah, tudung ini rupanya menurunkan suhu prefrontal cortex, bagian otak yang mendorong untuk tidur lelap. Akibatnya, aktivitas otak melambat, dan mendorongnya untuk beristirahat.

Setelah mengenakan tudung khusus tersebut, para pengidap insomnia ini tertidur dengan cepat. Mereka hanya butuh 13 menit untuk tertidur, yang artinya bahkan lebih cepat daripada pasien yang sehat (yang membutuhkan rata-rata 16 menit untuk terlelap). Kedua kelompok responden ini juga menghabiskan 89 persen dari waktu mereka di tempat tidur untuk tertidur lelap.

"Penemuan paling berarti dari studi ini adalah bahwa kita bisa mendapatkan dampak yang menguntungkan bagi penderita insomnia melalui mekanisme yang aman, dan mudah disediakan di rumah," papar Dr Eric Nofzinger, salah satu tim peneliti.

Meskipun demikian, ide memakai headcap berisi air dingin ini mungkin tidak semudah kedengarannya. Misalnya, seberapa dingin suhunya? Selain itu, kebanyakan dari kita tentu merasa tidak nyaman saat menempelkan sesuatu yang dingin pada kepala, apalagi di tempat tidur.

Dalam penelitian dua tahun sebelumnya, para spesialis masalah tidur di Inggris pernah menyarankan cara yang lebih simpel untuk mendinginkan tubuh. Menurut profesor Jim Horne dari Loughborough University, Anda bisa meletakkan kipas angin di samping tempat tidur untuk menghembuskan udara dingin ke arah muka. Begitu darah yang dingin dari pipi mengalir ke jantung, darah akan mengalir sepanjang arteri sambil membawa darah yang lebih hangat ke arah lain dari otak.

"Darah yang lebih dingin memasuki otak, dan menyebabkan tidur yang lebih nyenyak. Anda hanya butuh sedikit hembusan angin ke arah wajah," paparnya.

Pengusaha Menantang Resiko , Karyawan Menghindari Resiko

Banyak orang yang mencoba untuk berwiraswasta, tak semuanya berhasil. Pendiri Grup Saratoga dan Recapital Sandiaga Uno menceritakan rahasia suksesnya.

Pengusaha muda yang juga orang terkaya nomor 27 di Indonesia ini menekankan bahwa sikap mental adalah modal utama bagi calon pengusaha. Sikap mental ini harus dimiliki pengusaha dan calon pengusaha yang ingin berhasil.

Pertama, seorang wirausahawan harus punya pola pikir seperti pengusaha. "Mereka harus punya paradigma yang positif dan optimis," kata Sandiaga saat ditemui Yahoo! di kantornya, 26 April lalu.

Sandiaga sendiri mulai berwiraswasta setelah dipecat dari perusahaan tempatnya bekerja pada 1997. Untuk memulai usaha, modal bukan hal yang dinilai penting oleh Sandiaga. Tabu baginya untuk berkata "saya mau mulai berusaha tapi tak ada modal".

"Kuncinya adalah kemauan. Begitu kemauan ada, harus ada keberanian," kata dia. Keberanian tersebut akan menjadi modal yang paling utama dengan dukungan ide, rencana mencapai kesuksesan, kemampuan berjejaring dan kepercayaan dari kolega bisnis.

Dengan rangkuman bisnis yang solid tersebut, Sandiaga percaya, bukan pengusaha yang akan mencari modal melainkan modal yang akan menghampiri. Saat mengawali usahanya, Sandiaga mengakui bahwa menjalin usaha memang sangat sulit. Pernah selama enam bulan dia tak mendapatkan satu klien pun. "Sulit sekali mendapatkan kepercayaan dari investor," kata dia.

Seorang pengusaha juga harus mengubah paradigmanya, bukan lagi sebagai karyawan yang menggantungkan hidupnya dari gaji bulanan. Kondisi terjamin itu membuat karyawan tak suka mengambil risiko. Padahal, seorang pengusaha harus berani mengambil risiko.

"Pengusaha jatuh bangun karena bisnis memang penuh risiko," kata dia. Sandiaga menekankan bahwa kesuksesan tak pernah instan. Kesuksesan hanya dapat dicapai dengan kerja keras dan pantang menyerah.

Robin Hood: "Waktunya Belajar Mengurus Diri Sendiri"

Cerita berikut merupakan kutipan dari buku Robert Kiyosaki yang berisi pesan agar setiap orang hendaknya mengurus diri sendiri bukan berharap pada pemerintah ataupun seseorang yang seperti robin hood.

My poor dad believed strongly in the idea that the government should take care of people from cradle to grave. He loved the story of Robin Hood, a man who stole from the rich and gave to the poor. 

 

My rich dad believed we should take care of ourselves. He didn’t want a government handout. He believed there were too many government workers, public servants who were Robin Hoodlums, only serving themselves and stealing from the people. 

 

As the ripples of this financial crisis spread, the number of public servants who are really Robin Hoodlums is revealed. It’s now dawning on us, the taxpayers, how much our public servants have been Robin Hoodlums serving themselves. 

 

An article in The Week entitled “The Pension Time Bomb” states that the shortfall in government pensions is $3.4 trillion—more than double this year’s federal deficit. Seven states, including Illinois, Connecticut, and Louisiana, are expected to exhaust their pension fund by the end of this decade. More than half the states will be out of money by 2027. 

 

To make matters worse, government pensions take priority over keeping state governments running. This means that pensions are protected and must be paid. Even when a municipality declares bankruptcy, pensions are paid. This means pensioners get paid even if police, firefighters, and schoolteachers don’t get paid. In other words, our retired public servants get paid even if the government goes bankrupt. This is not stealing from the rich—this is stealing from the people they’re supposed to serve. 

 

This makes my blood boil and is a reason why I wrote Rich Dad Poor Dad in the first place. In a few years, the world will realize how greedy and self-serving so many public servants have been. Many aren’t there to serve the people—they’re there to serve themselves. They sought out government jobs not to serve the people but for job security and life-long benefits. Now as our country is going broke, they still get paid. 

 

In Yonkers, New York, taxpayers were outraged to find out that police officers were able to retire in their forties and collect six-figure incomes. For example, former police officer Hugo Tassone retired at age 44 with a $101,333 pension. Edward A. Stolzenberg, a retired hospital administrator in Westchester, New York, collects $222,143 annually. These guys are Robin Hoodlums. They take more than they give. They steal from all of us. 

 

As a child, it angered me to hear teachers and public servants like my poor dad criticize the rich, calling them “greedy.” I always suspected that it was the public servants in government that were the greedy ones. Now, as this crisis reveals just how much our public servants have been feathering their own pockets, I realize my suspicions were true. 

 

The tragedy is that it’s the government workers cheating the system that continue to be protected by it. Since their retirements are protected, it means the taxpayers will continue to pay their feathered retirement nests for life while receiving reduced government services. To make matters worse, now that these excesses are being revealed, it means new government workers will be paid even less, which means lower quality government workers in the future. 

 

There’s an old saying that goes, “Thank God we don’t receive all the government we pay for.” It seems we’ll be paying for government we didn’t receive for years, at least until this current batch of public servants pass on to the big bureaucracy in the sky. 

 

For all supporters of COR, I suggest you learn to take care of yourself and not expect the government to take care of you. This is why in 1973, when I returned from Vietnam, I decided to listen to my rich dad and become an entrepreneur and not my poor dad who suggested I become a government employee like him. 

 

I know we need government employees. I know government workers perform many vital services. I just didn’t want to be one of them. I didn’t want to adopt the attitude of my poor dad, a man who believed the government should take care of him for life. I couldn’t look at myself in the mirror knowing I was taking from the very people I was supposed to be serving. This is why I’m an advocate of financial education and learning to take care of yourself so that you don’t have to take from others. 

 

Thank you for supporting COR. 

 

Cerita berikut merupakan kutipan dari buku Robert Kiyosaki yang berisi pesan agar setiap orang hendaknya mengurus diri sendiri bukan berharap pada pemerintah ataupun seseorang yang seperti robin hood.

Robert Kiyosaki 

Satu Pesan Beda Efek (Semua Karena Persepsi)

Dahulu kala ada 2 orang kakak beradik. Sebelum meninggal, ayah mereka berpesan dua hal :

"Jangan menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadamu"
"Jika mereka pergi dari rumah ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari."

Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin.

Ibunya yang masih hidup menanyakan hal itu kepada mereka.

Jawab anak yang bungsu :

"Inilah karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, dan sebagai akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih. Juga ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong. Sebetulnya dengan jalan kaki saja cukup, tetapi karena pesan ayah demikian maka akibatnya pengeluaranku bertambah banyak."


Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, sang ibupun bertanya hal yang sama.

Jawab anak sulung :

"Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak menghutangkan sehingga dengan demikian modal tidak susut. Juga ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam. Akibatnya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup. Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris, karena mempunyai jam kerja lebih lama."

Bagaimana dengan anda ?

Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan presepsi yang berbeda jika kita melihat dengan positif attitude maka segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan membuat kita sukses tetapi kita bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas kita .. pilihan ada di tangan kita.

Berusaha melakukan hal biasa yang dikerjakan dengan cara yang luar biasa.
Mengubah diri Anda sendiri, biasanya merupakan cara terbaik untuk merubah orang.
 
Copyright (c) 2010 Aiditya Ananda and Powered by Blogger.